Puluhan Sumur Warga Cisondari Terganggu Proyek SPAM Gambung

oleh -234 Dilihat
oleh

Kab. Bandung | Kontroversinews – Warga RW 3 dan 4 Kampung/Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, mengeluhkan sumur air bersih milik mereka yang menyusut, berwarna kekuningan dan berbau. Hal ini terjadi karena di sekitar tempat tinggal mereka tengah berlangsung pemasangan pipanisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Gambung dari Kementerian PUPR yang dikerjakan oleh oleh PT Minarta Duta Hutama untuk penyediaan air bersih daerah Soreang dan sekitarnya.

Deri Ilham (20) salah seorang warga Kampung Cisondari mengatakan, sejak dimulainya proyek SPAM Gambung yang melintasi kampung mereka, sumur milik warga mengalami penyusutan air. Selain menyusut, air yang semula jernih kini berwarna kekuningan dan berbau tanah. Padahal selama ini sumur air milik warga tidak pernah ada masalah. Bahkan sepengetahuannya, di kampungya itu tidak pernah ada warga yang kekurangan air, meski musim kemarau sekalipun.

“Untuk memasang pipa berdiameter kurang lebih 1 meter itu, mereka mengebor tanah 6 meter dibawah permukaan tanah. Kemudian itu ditinggalkan dan 5 meter diatasnya dibor lagi. Jadi air sumur warga itu beralih ke lubang yang telah dibor itu. Hasil pendataan sementara kami bersama pihak PDAM Tirta Raharja, itu ada 24 sumur warga yang sumurnya terganggu, jumlahnya bisa bertambah banyak,”kata Deri di Kampung Cisondari, Selasa (13/2/18).

Untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya, warga yang sumurnya terganggu ini, mereka terpaksa meminta ke tetangganya yang selama ini memanfaatkan fasilitas air bersih dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)  Desa Cisondari. Terganggunya sumber air bersih milik warga ini, memang dampak dari pelaksanaan proyek SPAM Gambung, karena memang kejadin serupa juga sebelumnya dialami oleh warga di Kampung Suraja Desa Cibodas yang juga dilalui oleh proyek pipanisasi tersebut.

“Di Surja juga kejadiannya sama, sumur milik warga terganggu gara gara proyek itu. Tapi katanya disana masalahnya sudah diselesaikan dengan penyediaan pipanisaai air bersih dan sumur bor dari PDAM. Sedangkan untuk di kampung kami, masih dicarikan solusinya mau seperti apa. Karena jangan sampai gara gara ada proyek itu kami warga disini jadi kesulitan air bersih,”katanya.

Deri mengatakan, setelah diketahui sumur warga terganggu. Deri dan warga lainnya, melayangkan surat keberatan kepada pelaksana proyek yakni PT Minarta Duta Hutama. Namun sayangnya surat yang berisi pemberitahuan keluhan warga ini, ditolak oleh pihak pelaksana proyek dan dialihkan kepada PDAM Tirta Raharja.

“Pihak PDAM bertanggunjawab dan berjanji akan mencari solusi. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh PDAM adalah dengan memberikan bantuan air bersih untuk warga yang sumurnya terganggu dengan pipanisasi dari sumber air bersih yang selama ini dikelola oleh Bumdes Cisondari. Tapi ini juga sedang dipikirkan, bagaimana nanti iuran bulanan yang harus dibayar warga itu,”ujarnya.

Selain menyebabkan gangguan terhadap sumur warga, lanjut Deri, proyek itu juga meninggalkan bekaa galian yang belum selesai. Memang bekas galian tersebut masih dalam proses pengerjaan, namun sayangnya dibiarkan begitu saja, sehingga membahayakan pengguna jalan dan terlihat kotor dan kumuh. Bahkan, disepanjang jalan itu ada juga terdapat lubang yang telah dibor, namun tidak jadi dipasangi pipa. Sehingga, tanah bagian dalamnya kosong, tentu saja jika menahan beban terlalu berat bisa amblas dan membahayakan keselamatan manusia.

“Pada dasarnya kami tidak menolak pembangunan oleh pemerintah ini. Tapi tolong perhatikan keamanan, kenyamanan dan ketentraman hidup warga sekitar. Karena proyek itu telah merusak lingkungan disepanjang pipa itu dipasang. Pemerintah juga seharusnya jangan hanya memikirkan penataan kota saja, sedangkan kawasan desa malah dirusak seperti ini,”katanya (Lily Setiadarma) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *