Proyek Jaringan Gas Bumi Diduga Bermasalah, Pelaksana Proyek Mengaku Wartawan Detik

oleh
oleh

Cirebon | Kontroversinews.-Pembangunan jaringan distribusi gas bumi rumah tangga (jargas) merupakan salah satu program pemerintah untuk menekan subsidi BBM serta penggunaan energi yang lebih bersih.Pembangunan jaringan gas rumah tangga telah dilakukan Kementerian ESDM sejak 2009 dan hingga saat ini proyeknya masih berjalan dan telah terpasang buat satuan rumah (SR) di seluruh Indonesia. Sedangkan di Kota Cirebon, jaringan gas dibangun mulai 2012 dengan 4.000 sambungan rumah. Rinciannya,  sejumlah 512 sambungan di kelurahan Kalijaga dan Harjamukti, 2.350 sambungan di Kelurahan Kalijaga, 384 sambungan di Kelurahan Kalijaga dan Argasunya, serta 754 sambungan di Argasunya dan yang sekarang ditahun 2018 pun daerah Kalijaga dan Argasunya mendapatkan kembali bantuan itu

Niat pemerintah pemanfaatan gas bumi harus terus ditingkatkan, termasuk untuk sektor rumah tangga dan transportasi.  “Pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk untuk rumah tangga merupakan salah satu program prioritas nasional,apalagi hingga saat ini pemanfaatan gas bumi di dalam negeri masih belum maksimal. Oleh karena pemerintah terus mendukung berbagai rencana untuk peningkatan pemanfaatan gas bumi termasuk rencana pembangunan jaringan distribusi gas bumi yang terpadu supaya masyarakat bisa memasak dengan gas bumi.

Namun bagai mana jadinya kalau proyek yang didanai anggaran APBN ini yang mencapai  ratusan miliar  ini terjadi masalah dan kendala dilapangan akibat kurang bagusnya pekerjaan proyek .contoh di Cirebon pelaksanaan proyek pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga diduga tidak mau transparan alias tertutup dan diduga kuat pelaksanaannya pun dikeluhkan warga terutama pemberesan jalan gang bekas galian saluran gas.

Seperti dikatakan Gustian  didampingi beberapa warga daerah Kalijaga blok dukuh dalem dirinya mengeluhkan pemberesan jalan akibat galian yang kurang bagus apalagi jalan yang kena saluran bongkahan gas rata rata jalan yang baru dilakukan pengaspalan (hotmik) ” tuh liat pak jalan baru juga dihotmik aspal udah dibongkar lagi untuk saluran gas dan anehnya bekas bongkahannya pemadatannya kurang padat serta jalan yang tadinya di hotmik kini cukup ditambal memakai semen” hal itu tentu menjadi jelek terhadap hasil dari pengkotmikan dan merusak hotmik.yang lebih parah lagi pembangunan proyek jaringan gas bumi untuk rumah tangga ini diduga tidak transparan dan menjadi pertanyaan publik .sikap terbuka dan transparan disana sama sekali tidak dibangun, paktanya sebuah plang proyek yang terpampang tidak pernah  mencantumkan nominal anggaran. Sehingga hal itu mengundang pertanyaan publik.

Dipadukan dengan data yang ada sesuai dengan data yang ada di LPSE  ternyata anggarannya mencapai hampir Rp.155 miliar lebih dan.melihat semua ini, pelaksana pekerjaan yang berkantor direksi kit di Argasunya itu yang kabarnya sebagai pelaksana lapangan bernama Bambang dirinya sangat sulit sekali untuk dihubungi bahkan beberapa kali awak media menemui orang yang bersangkutan selalu dikatakan oleh karyawannya dengan bahasa tidak ada ” maaf pak ,pak Bambang ya sedang tidak ada di kantor dirinya sedang keluar kota.” aku beberapa karyawan kantor yang ditanya oleh awak media.

KSO Bambang Sudiono yang disebut sebut sebagai pelaksana sulit untuk ditemui sehingga ketgiatan pekerjaan yang diduga asal asalan dan alasan apa sehingga proyek tidak mau transparan pun sulit untuk dikonfirmasi.Untuk itu supaya tidak menjadi preseden buruk dan transparan dalam proyek yang dibiayai anggaran publik ini

Sementara menurut  Hesti yang mengaku sebagai admin dari PGN  dirinya hanya sebagai pelaksana dan semuanya tergantung pak Bambang dan sekarang dirinya lagi rapat di Jakarta ,” akunya.

Sementara Bambang yang disebut sebut oleh Hesti sebagai pelaksana  setelah ditemui beberapakali ke kantornya akhirnya bisa ketemu ,namun sayang orang nya tidak mencerminkan sikap pamilier bahkan dengan lantang dan sambil berdiri ” mau apa dan ada apa nyari saya.” akunya.

Beberapa kali rekan media minta waktu untuk ngobrol sambil duduk  tetapi tetap saja sambil berdiri dengan alasan sibuk mau , selang beberapa menit ahirnya Bambang mengharap juga dan dapat berbincang bincang dengan beberapa awak media sambil duduk diruangan tamu, tetapi lagi lagi sipat tempramental  muncul dengan bahasa bahwa dirinya hanya pelaksana dan untuk menjelaskan proyek ini nanti  ada bagiannya dengan bos saya bahkan dengan lantangnya dirinya juga mengaku-ngaku seorang wartawan dari wartawan detik (sebuah media online Nasional terbitan Jakarta), jaya juga dari detik dan ketika ditanya detik apa Bambang menjawab saya juga dari wartawan detik .”akunya

Obrolan pun akhirnya jadi melebar dan ketika ditanya legalitas kewartawanannya, dia mulai kelimpungan  dan bergegas mau pergi .berangkat dari proposional kerja  semoga pihak pengawasan dari kementrian ESDM bisa lebih peka dan menegur keras atas pelanggaran ini serta bisa terbuka dan transparan terhadap publik ,karena kini sudah bukan jamannya lagi proyek pemerintah  tertutup kaya proyek siluman. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *