KOTA CIREBON, (Kontroversinews), – Halal bi halal merupakan tradisi tahunan yang kerap kali dilaksanakan usai hari raya umat islam idul fitri, tradisi ini dilingkungan Keraton disebut sebagai pisowanan agung. pada Senin 15 April 2024, bertempat di aula pertemuan yang disebut bangsal jinem. tradisi tersebut dilaksanakan oleh keluarga besar Keraton Kanoman Cirebon, dimana warga atau rakyat Cirebon bisa bertemu dan bertatap muka dengan Sultan/Rajanya. dari pihak keluarga keraton, tampak hadir Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin selaku pimpinan tertinggi keraton dengan gelar Sultan ke XII (12) Keraton Kanoman, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran, Ratu Arimbi, dan yang lainnya. hadir pula para abdi dalem beserta seluruh keluarganya, hadir pula para Elang (gelar kehormatan keturunan sultan-sultan terdahulu). dua diantara adalah, Elang Rahmat dari Cirebon dan Elang Agung dari Bulak-Jatibarang Kab. Indramayu serta Elang-elang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini.
Hadir pula para warga dari 3 wilayah, Indramayu, majalengka, dan Kuningan. juga nampak terlihat ratusan driver ojek online (ojol) dari berbagai perusahaan ojol, hadir pula puluhan wartawan yang dengan antusias mengikuti jalannya acara pisowanan agung tersebut dari awal hingga selesai juga hadir dari paguyuban kerukunan warga tionghoa. acara dimulai dengan pembacaan tawasul/do’a, trus dilanjutkan dengan kalimat pembukaan yang disampaikan oleh Pangeran Raja Patih Muhammad Qodiran yang mewakili kanjeng gusti sultan. disampaikan banyak terimakasih atas kehadiran para tamu undangan, dan pemberitahuan tentang akan adanya acara lanjutan yang bertajuk grebeg syawal yang akan dilaksanakan pada Rabu 17 April 2024 di Gunung Sembung tempat disemayamkannya Raja Sultan Pertama Cirebon yakni Gusti Sinuhun Syekh Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. “terimakasih kepada semuanya yang hadir, dan bagi yang mau ikut pada acara grebeg syawal ke makam sunan gunung jati. dipersilahkan untuk ikut, yang jam keberangkatannya adalah jam 07 pagi dari keraton hari rabu lusa” ujar Pangeran Patih.
Ditemui usai acara, Elang Agung dari Bulak Jatibarang Indramayu mengatakan kepada media ini. bahwa kegiatan hari ini merupakan wujud dari adat istiadat keraton yang masih dilestarikan, agar tidak dilupakan oleh perkembangan jaman yang semakin modern. “adat istiadat seperti ini harus terus kita jaga, jangan sampai anak cucu kita kedepannya tidak tahu sejarah berdiri dan siapa para pendirinya cirebon ini” ujarnya. ditambahkan oleh Elang Rahmat, “cirebon adalah kota budaya, banyak sejarah yang ada disini. dan satu-satunya wilayah yang mempunyai 4 Kesultanan yang hidup berdampingan secara akur, ada Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabonan yang kesemuanya punya sejarah masing-masing tapi saling terpaut. dari sini kita bisa belajar tentang asal-usul kita sebelum negara kesatuan republik indonesia ini berdiri, bahwa kita adalah rakyat keraton/kerajaan yang masih memegang teguh adat istiadat sebagai bukti kecintaan kita pada Sultan dan masih banyak yang lainnya” pungkasnya. (Kusyadi)