Petugas Sampah Dan Tempat Pembakaran Sampah Desa Setuwetan yang Selalu jadi Sasaran Kritikan

oleh
oleh

CIREBON Kontroversinews.com Sampah, adalah persoalan yang paling dianggap patut disikapi dengan serius. sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.

Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Bahkan sampah yang dibuang secara langsung dalam ekosistem darat akan mengundang organisme tertentu menimbulkan perkembangbiakan seperti tikus, kecoa, lalat, dan lain sebagainya. perkembangbiakan serangga atau hewan tersebut dapat meningkat dengan tajam.

Hingga persoalan sampah, haruslah tertangani dengan segera. namun disisi lain, dalam penanganan sampah juga harus dibarengi dengan tenaga manusia yang mau dan mampu dalam menanganinya.

Selain jadi masalah pemkab cirebon, sampah juga menjadi masalah dipemerintahan desa setu wetan kecamatan weru kabupaten cirebon. pemdes setu wetan membuat inovasi mengenai bagaimana pemusnahan sampah bisa tertangani dengan segera, tidak tanggung-tanggung. pemdes setu wetan membangun 3 unit tempat pembakaran sampah di 2 tempat yang berbeda.

1 dibelakang kantor desa, dan 2 nya lagi diarea makam bojong. namun cukup sulit untuk mencari orang yang mau mengantarkan sampah dari pelataran menuju tungku pembakaran, hingga muncul 2 orang yang bersedia untuk menjadi pekerja pengelolaan sampah untuk bersama-sama dengan beberapa orang lagi sebagai pengangkut sampah dari rumah-rumah warga dan terkadang ikut pula bekerja sebagai pemusnah sampah di 3 tungku pembakaran yang dibangun pemdes setu wetan dari alokasi anggaran dana desa. dan berbekal pengalaman pribadi penulis, yang juga wartawan media ini selama berhari-hari atau bahkan bisa disebut hampir setiap hari nongkrong ditempat pembakaran sampah seusai melaksanakan tugas sebagai seorang kuli tinta.

2 orang warga yang dimaksud diatas tadi, dihari-harinya dalam rangka melaksanakan kewajibannya sebagai para pengurus sampah dari lingkungan desanya, 2 orang yang siap menjadi punggawa pemusnah sampah bersama yang lain yang tidak bisa disebutkan namanya disini tidak pernah mengeluh walau seringkali harus jatuh sakit. berbekal niat baik yang oleh sebagian kecil orang pernah dianggap tidak baik, mereka berdua tetap tidak pernah menyerah. Walau sesekali, satu diantaranya pernah mengeluh lelah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *