Pasirjambu | Kontroversinews – Pengolahan air baku Gambung dinilai masih belum maksimal. Oleh karena itu, Wabup Bandung, H. Gun Gun Gunawan mengatakan jika Pemkab Bandung akan membahas Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Perusahaan Umum Daerah (Rispam Perumda) Tirta Raharja dan rencana lanjutan dalam memenuhi kebutuhan air minum bagi masyarakat Kabupaten Bandung.
Menurut Gun Gun , saat ini kewenangan kawasan penampungan air baku Gambung, di Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung masih di tangan PTPN. Air baku Gambung, kata dia masih murni dan belum diolah. Sehingga, jika dimanfaatkan masyarakat, dikhawatirkan akan berbahaya.
“Ini kan masih murni, belum diolah. Kalau langsung dimanfaatkan nanti masarakat bisa kena penyakit,” kata Gun Gun saat mengunjungi penampungan air baku Gambung, Senin ( 30/12/ 2019 ).
Mengenai lahan, lanjut Gun Gun, PTPN memberi keleluasaan Pemkab Bandung dalam pengelolaannya. Jadi, alasa pengelolaannnya belum maksimal karena belum diserahterimakan ke Pemkab Bandung.
Gun Gun berharap, pada 2020 lokasi penampungan air baku Gambung, bisa menjadi destinasi wisata melalui pembenahan secara signifikan. Daerah tersebut, menurut dia pula, sangat layak dikembangkan ke arah itu.
Menurut Gun Gun, tentang keberadaan lokasi air baku Gambung sendiri, diakuinya rawan bencana longsor di musim hujan. Hal itu harus jadi pemikiran bersama antara Dinas PUPR, Dinas LH, Dinas Perkimtan, dan Perumda Titra Raharja.
“Insya Allah di tahun 2020 nanti semua instansi terkait yang terlibat akan segera melakukan penataan wilayah,” katanya.
Dalam Kunjungan kerjanya, Gun Gun didampingi Dewan Penasehat Perumda Tirta Raharja serta sejumlah pejabat perusahaan milik Pemkab Bandung itu.
Ditempat teroisah, Direktur Utama PDAM Tirta Raharja Rudi Kusmayadi menambahkan saat ini SPAM Gambung sudah mulai beroperasi sekitar 40%. Pengoperasian memang harus dilaksanakan secara bertahap. Insyaalloh pada 2 Februari 2020 mendatang, mulai beroperasi penuh dengan debit 200 liter perdetik.
Nantinya, air dari SPAM Gambung itu akan menambah sambungan ke wilayah Soreang kota, Katapang, Kopo hingga perbatasan Citarum. Kemudian pada 2021 perluasan sambungan ke seberang Citarum di antaranya ke Margahayu Kencana.
“Dengan adanya SPAM Gambung ini ada penambahan 35 ribu sambungan rumah. Saat ini sambungan rumah yang ada sebanyak 102 ribu sambungan rumah, jadi kalau ditambah SPAM Gambung itu sebanyak 137 ribu. Memang kalau dilihat dari jumlah penduduk Kab Bandung angka 35 ribu sambungan itu tidak signifikan cakupannya. Tapi lumayan juga dari 24% cakupan meningkat jadi 29-30%,” ujarnya.
Rudi melanjutkan, pemanfaatan SPAM Gambung ini, 90% untuk perumahan penduduk. Selebihnya baru bisa dipergunakan untuk pelayanan industri. (Lily Setiadarma)