Pengelola Objek Wisata Walini Upayakan Pencegahan Kerumunan di Wahana Kolam Renang

oleh
Bupati Bandung, Dadang Supriatna didampingi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bandung saat melakukan inspeksi mendadak terhadap objek wisata Walini. Minggu (16/6)

 

RANCABALI (Kontroverinews.com) – Guna mencegah terjadinya kerumunan, pengelola objek wisata Walini akan melakukan pembatasan di wahana kolam renang.

Ketua Puskopkar PTPN VIII, Ir. Heri Hermawan melalui Kepala Unit Agro Wisata Walini, H. Ade Yuyun Rahayu memastikan bahwa protokol kesehatan di objek wisata Walini sudah diterapkan sesuai dengan aturan. Dari mulai himbauan kepada masyarakat untuk taat prokes, menyediakan sarana penunjang prokes hingga pengurangan jumlah pengunjung.

“Terkait adanya kerumunan di kolam renang Walini, sebetulnya kami sudah melakukan prokes sesuai dengan aturan yang disepakati, kapasitas 50 persen, tapi ternyata di kolam renangnya terjadi kerumunan, makanya yang terjadi viral itu, bukan kami lalai terhadap prokes,” ujar Ade di Rancabali, Minggu (16/5).

“Saya sebenarnya sudah melakukan penutupan tapi ternyata ada antrian di luar, saya berkomunikasi dengan pihak gugus tugas Covid 19 setempat untuk mengantisipasi antrian tersebut,” sambungnya.

Ade mengungkapkan bahwa pada Sabtu (15/5) ada sebanyak 1.360 wisatawan yang berkunjung objek wisata Walini. Kata Ade, objek wisata Walini sebenarnya bisa menampung hingga 2.700 pengunjung. Dengan adanya kejadian viralnya kerumunan di kolam renang Walini, pihaknya akan menjadikannya sebagai pengalaman agar kedepannya lebih baik lagi. Selain itu, juga akan dicarikan solusi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Nanti kedepannya akan kami buat pembatasan pergerakan orang untuk menghindari kerumunan di kolam renang, yaitu dengan membuat garis. Jadi itu sebagai batas orang, disini kami tidak memfasilitasi orang-orang untuk belajar berenang, disini ikon air panas, Pak Bupati menyarankan sudah ganti aja, bukan kolam renang tapi kolam rendam,” tutur Ade.

Pada Minggu (16/5), Pemerintah Kabupaten Bandung memutuskan untuk menutup seluruh objek wisata yang ada di wilayah Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali (Pacira). Kebijakan tersebut membuat objek wisata mengalami kerugian. Kata Ade, seharusnya libur lebaran menjadi masa panen bagi pariwisata. Ade berharap penutupan itu tidak berlangsung lama.

“Biasanya dalam momen H+1 sampai H+10 lebaran kami panen dan omset bisa mencapai Rp1,2 miliar. Kemudian dengan adanya penyekatan jalan, berimbas terhadap resort, yang sudah booking terpaksa kami cancel, ada 24 pemesan sudah di cancel,” papar Ade.

Sementara itu, Bupati Bandung, Dadang Supriatna melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah objek wisata yang ada di wilayah Pacira, salah satunya adalah pemandian air panas Walini. Dirinya berjanji akan melakukan evaluasi untuk menentukan tempat wisata mana saja yang harus dibuka atau ditutup.

“Sengaja kita sidak langsung ke lapangan, kita akan rapat evaluasi, ada berapa tempat wisata di masing-masing wilayah, setelah itu kita putuskan mana yang harus tutup total, mana yang harus buka tapi tetap dengan prokes, mana area outdor yang harus ada penjagaan,” ujar Dadang di Rancabali, Minggu (16/5).

Dadang meminta petugas gabungan untuk melakukan penjagaan di jalur-jalur wisata seperti Sadu, Kamasan, dan Cicalengka. Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu mengancam akan menutup permanen objek wisata yang melanggar prokes.

“Prokes harus diperketat, bagi pengelola yang melanggar prokes otomatis ditutup,” pungkasnya

Sementara itu, berdasarkan hasil rapat evaluasi yang diikuti oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bandung dan juga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, objek wisata Pacira akan kembali dibuka pada besok Senin (17/5). ( Lily Setiadrama )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *