Partisipasi Mahasiswa Dalam Program Kampus Mengajar Sangat tinggi, Mendikbud “Merdeka Belajar”

oleh

JAKARTA (Kontroversinews.com) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan program Kampus Mengajar yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang bertujuan membantu pembelajaran siswa selama pandemi COVID-19 tersebut diikuti lebih dari 14.000 mahasiswa.

“Alhamdulillah, ternyata benar bahwa jiwa nasionalisme mahasiswa-mahasiswa kita untuk berpartisipasi dalam sistem pendidikan sangat tinggi, dan inilah yang namanya Merdeka Belajar,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebuayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Dikutip dari Antara, Nadiem menambahkan melalui program Kampus Mengajar, para mahasiswa dapat membangun kepercayaan dengan murid, guru, dan satuan pendidikan lainnya serta membangun rasa peduli terhadap kebutuhan pembelajaran para murid.

“Saya percaya setiap anak memiliki potensi untuk berkembang,” kata dia.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam juga memberikan apresiasi yang tinggi pula atas semangat yang ditunjukkan oleh para mahasiswa dalam mengikuti program Kampus Mengajar.

Hal itu merupakan bentuk kepedulian dari para mahasiswa dan diharapkan juga mampu menjadi sebuah solusi bagi para siswa Sekolah Dasar (SD) dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta berkolaborasi dengan guru, mentransfer pengetahuan dan keterampilan terutama tentang digitalisasi.

Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud, Sri Wahyuningsih, mengatakan sebanyak 149.090 SD saat ini sedang mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat membantu satuan pendidikan SD untuk mendorong melakukan percepatan terhadap ketertinggalan yang selama ini terjadi karena adanya pandemi COVID-19.

“Dari 36.000 lebih mahasiswa yang mendaftar program Kampus Mengajar Angkatan I Tahun 2021, dipilih 15.000 mahasiswa yang lolos berdasarkan hasil seleksi sampai tahap akhir,” tutur Sri.

Sri juga mengungkapkan masih banyaknya satuan pendidikan SD yang membutuhkan literasi mengenai digitalisasi di sekolah.***AS

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *