JAKARTA (Kontroversinews.com) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan sekolah tatap muka memang sulit untuk digantikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal itu dikarenakan banyak sekali dampak negatif yang berkepanjangan dengan dilakukannya PJJ, seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar, kekerasan pada anak, dan sebagainya.
“Memang PJJ untuk kesehatan dan keselamatan serta tumbuh kembang dan hak siswa. Tapi, manfaat sekolah tatap muka kenyataannya sulit untuk digantikan dengan PJJ,” ucap Nadiem melansir laman Kemendikbud, Kamis (1/4/2021). Untuk diketahui, Indonesia adalah satu dari empat negara di kawasan timur Asia dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh.
Mengutip dari Kompas, 23 negara lainnya sudah melaksanakan sekolah tatap muka. UNICEF menyebut bahwa anak-anak yang tidak dapat mengakses sekolah secara langsung semakin tertinggal dan dampak terbesar dirasakan oleh anak-anak yang paling termarjinalisasi. “85% negara di Asia Timur dan Pasifik telah membuka belajar tatap muka. Berdasarkan kajian UNICEF, pemimpin dunia diimbau agar membuka sekolah tatap muka,” jelas dia.
Dia membuka, guru dan tenaga kependidikan harus menjalankan vaksinasi terlebih dahulu sebelum membuka sekolah tatap muka. Pemerintah menargetkan vaksinasi guru, dosen, dan tenaga kependidikan bisa selesai di akhir Juni 2021.
Dengan begitu semua sekolah sudah menjalankan tatap muka di Juli 2021.
“Jadi bukan di Juli 2021 bisa menjalankan sekolah tatap muka, bisa dari sekarang. Tapi, yang benar harapannya semua sekolah sudah jalankan tatap muka di Juli 2021,” tegas dia.***AS