Menteri Kesehatan “Vaksinasi Covid-19 Tidak Bisa Ditunda”

- Pewarta

Minggu, 28 Februari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi vaksin corona, vaksin Covid-19

Ilustrasi vaksin corona, vaksin Covid-19

Jakarta (Kontroversinews.com) – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah tak bisa menunda program Vaksinasi Covid-19. Budi menyebut apabila program tersebut ditunda, ratusan ribu orang bisa meninggal dalam setahun.

“Kita setiap hari wafat mencapai 300 orang sehari, dalam sebulan 9 ribu, kalau kita tunda [vaksinasi] setahun maka 108 ribu orang wafat,” kata Budi melalui kanal YouTube, Kementerian Kesehatan, Minggu (28/2).

Budi mengatakan percepatan vaksinasi juga untuk mencapai target herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus corona. Upaya itu dapat tercapai apabila sekitar 60 sampai 70 persen penduduk Indonesia disuntik vaksin.

Ia mengklaim Indonesia menjadi salah satu negara yang beruntung lantaran mampu mengamankan pasokan vaksin Covid-19 dari produsen farmasi di berbagai negara.

Budi menyebut masih banyak negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang belum mendapatkan komitmen vaksin sehingga mereka tertunda melakukan program vaksinasi.

“Banyak negara ASEAN belum dapat, Australia mungkin baru mulai, Jepang saja baru mulai. Negara tetangga-tetangga kita banyak yang belum mulai, jadi ini memang rebutan di seluruh dunia, dan kita beruntung bisa dapat duluan,” ujarnya pada Cnn Indonesia.

Budi menyebut pemerintah telah mengamankan empat jenis merek vaksin Covid-19 yang akan digunakan dalam program vaksinasi pemerintah, yakni Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax.

Mantan wakil menteri BUMN itu menegaskan keempat merek vaksin itu hanya dipakai saat mendapat izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta izin aspek kehalalan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Untuk program vaksinasi, setelah melakukan penyuntikan kepada tenaga kesehatan, pemerintah kini mulai menyuntik sejumlah pekerja publik, seperti anggota legislatif, TNI-Polri, pedagang pasar, hingga pekerja media.

Namun, ada masalah dalam hal ketepatan dalam pendistribusian vaksin Covid-19 tersebut. Kasus teranyar ialah vaksinasi Anggota DPR yang menyertakan keluarga mereka. Sebagian pengamat menilai anggota keluarga dewan, yang belum tentu merupakan pelayan publik, sebagai ‘penumpang gelap’ dalam vaksinasi itu.***AS

Berita Terkait

PGRI Kota Cirebon Dilantik, Wali Kota Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Mentalitas Anak Bangsa
Apresiasi untuk Polres Kuningan: Bantu Warga Kawungsari Penderita Sakit Berat
Polres Cirebon Kota Kawal Harga Beras, Satgas Pangan Turun Langsung ke Pasar Kanoman
Kompensasi Cuma Rp150 Ribu, Pekerja Tanpa BPJS! Proyek Pipa PERUMDA Tirta Raharja Dikecam Warga Margaasih
Wali Kota : Jabatan Publik Harus Terbuka, Bukan Bersembunyi di Balik Dinding Birokrasi
Proyek Saluran DPUTR Kabupaten Cirebon di Mundu Diduga Dikorupsi
Peringati Satu Dekade, Wali Kota Dorong Santri Kuasai Teknologi dan Jadi Agen Peradaban
Serahkan SK Pensiun dan Penghargaan, Wali Kota Sebut Pengabdian ASN Jadi Pilar Kemajuan Birokrasi

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 22:02

PGRI Kota Cirebon Dilantik, Wali Kota Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Mentalitas Anak Bangsa

Kamis, 23 Oktober 2025 - 15:22

Polres Cirebon Kota Kawal Harga Beras, Satgas Pangan Turun Langsung ke Pasar Kanoman

Kamis, 23 Oktober 2025 - 15:15

Kompensasi Cuma Rp150 Ribu, Pekerja Tanpa BPJS! Proyek Pipa PERUMDA Tirta Raharja Dikecam Warga Margaasih

Kamis, 23 Oktober 2025 - 12:33

Wali Kota : Jabatan Publik Harus Terbuka, Bukan Bersembunyi di Balik Dinding Birokrasi

Kamis, 23 Oktober 2025 - 11:38

Proyek Saluran DPUTR Kabupaten Cirebon di Mundu Diduga Dikorupsi

Berita Terbaru