Dia menentang kemerdekaan Palestina dan sangat mendukung permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem timur, yang dipandang Palestina dan sebagian besar masyarakat internasional sebagai hambatan utama bagi perdamaian.
Bennett dengan keras mengkritik Netanyahu setelah sepakat memperlambat pembangunan pemukiman di bawah tekanan dari Presiden Barack Obama, yang mencoba dan gagal menghidupkan kembali proses perdamaian di awal masa jabatan pertamanya.
Mengutip dari Merdeka.com, Bennet sempat menjabat sebagai kepala dewan pemukim Tepi Barat, Yesha, sebelum memasuki Knesset pada 2013. Bennett kemudian menjabat sebagai menteri kabinet urusan diaspora, pendidikan dan pertahanan di pemerintahan yang dipimpin Netanyahu.
“Dia adalah pemimpin sayap kanan, garis keras keamanan, tetapi pada saat yang sama sangat pragmatis,” kata Yohanan Plesner, kepala Institut Demokrasi Israel, yang telah mengenal Bennett selama beberapa dekade dan bertugas bersamanya di militer.