Menaikan Tarif Iuran BPJS Kesehatan Buruknya Komunikasi Empatik Jokowi

- Pewarta

Jumat, 15 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi pelayanan BPJS Kesehatan

Ilustrasi pelayanan BPJS Kesehatan

SOREANG | Kontroversinews.com – Sikap kecewa berat diperlihatkan oleh DPRD Kabupaten Bandung terkait keputusan Presiden Jokowi yang menaikkan iuran BPJS kesehatan melalui Peraturan Presiden (Perpres). DPRD menilai kebijakan menaikan tarif iuran BPJS Kesehatan ini sebagai bagian dari buruknya komunikasi empatik Joko Widodo.

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Maulana Fahmi mengatakan, dengan tegas pihaknya menolak rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Karena kondisi masyarakat saat ini ekonomi sedang terpuruk dampak dari wabah virus corona. Yang berakibat pada lemahnya daya beli masyarakat, bahkan tak sedikit masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Maulana Fahmi

“Perpres adalah senjata Jokowidodo untuk mengeluarkan kebijakan tanpa harus ada persetujuan dari DPR. Ini riak riak yang ada di masyarakat, kemarin kan dinaikkan kemudian dibatalkan oleh MA. Nah pembatalan yang kemarin itu kan efektifnya Mei ini. Eh sekarang sudah dinaikkan lagi dengan Perpres,” kata Fahmi, di Soreang, Kamis (14/5/2020).

Menurut Fahmi, alasan pemerintah menaikan iuran BPJS Kesehatan ini memang untuk menyehatkan lembaga tersebut. Namun sayangnya pemerintah tidak peka dengan keadaan masyarakat saat ini. Dimana wabah pandemi virus corona telah memporak porandakan perekonomian.

“Kesehatan itu adalah kebutuhan dasar masyarakat. Seharusnya pemerintah jangan membebani masyarakat terlalu besar, apalagi sekarang ini ekonomi sedang terpuruk. Banyak orang kehilangan mata pencaharian dan pekerjaannya, untuk menyambung hidup saja sudah susah, eh sekarang ditambah lagi beban hidupnya,” ujarnya.

Fahmi melanjutkan, kebijakan Jokowidodo menaikan tarif BPJS Kesehatan ini, adalah salah satu bentuk buruknya komunikasi empatik. Dimana kebijakan da pernyataan yang dikeluarkan pemerintah tidak berpihak pada kepentingan masyarakat. Kata dia, Komisi D DPRD Kabupaten Bandung dengan tegas menolak keputusan tersebut.

“Jokowidodo itu tidak bisa membangun komunikasi empatik. Buktinya dalam kondisi serba sulit ini malah menaikkan iuran BPJS Kesehatan. Contoh lain buruknya komunikasi empatik Jokowi atau pemerintah, yakni saat menyikapi awal pandemi corona dengan menyepelekannya dan berujar “nanti juga musim kemarau selesai atau ada juga ungkapan untuk mencegah corona harus makan nasi apa gitu lah. Sikap kami di Komisi B ini akan dibawa ke forum yang lebih tinggi,” katanya. (Lily Setiadarma)

Berita Terkait

Ketua PGRI Kabupaten Kuningan Berikan Tanggapan Terkait Kasus Etika Moral Kepsek
Festival Seni Media 2025, Gerbang Baru dan Ruang Tumbuh Kreativitas Seni Budaya
Ruang Pameran Tetap Museum Gedung Pusaka Kanoman Diresmikan, Langkah Strategis Memajukan Ekonomi Budaya
Operasi Zebra Lodaya 2025 Resmi Dimulai, Polres Cirebon Kota Fokuskan Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas
Dugaan Bisnis Seragam di SMPN 1 Rancaekek, Kepala Sekolah: “Aman Tidak Ada Masalah”
Rancangan APBD 2026 Disampaikan, Pemkot Cirebon Fokus Jaga Stabilitas Fiskal
Profiling Aparatur Sipil Negara, Langkah Pemkot Cirebon Bangun Birokrasi Profesional
Gebyar MTQ Ke 1 Tingkat Desa Wanakerta Kecamatan Sindang Jaya, Dongkrak Prestasi Qori – Qoriah Lokal.

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 14:39

Ketua PGRI Kabupaten Kuningan Berikan Tanggapan Terkait Kasus Etika Moral Kepsek

Selasa, 18 November 2025 - 13:31

Festival Seni Media 2025, Gerbang Baru dan Ruang Tumbuh Kreativitas Seni Budaya

Selasa, 18 November 2025 - 08:15

Ruang Pameran Tetap Museum Gedung Pusaka Kanoman Diresmikan, Langkah Strategis Memajukan Ekonomi Budaya

Selasa, 18 November 2025 - 08:15

Operasi Zebra Lodaya 2025 Resmi Dimulai, Polres Cirebon Kota Fokuskan Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas

Senin, 17 November 2025 - 20:31

Dugaan Bisnis Seragam di SMPN 1 Rancaekek, Kepala Sekolah: “Aman Tidak Ada Masalah”

Berita Terbaru