Lalin Macet Saat Musim Libur, Pelaku Usaha Wisata Merugi

oleh
oleh
Objek Wisata Walini di Desa Patengan Kec. Rancabali Kab. Bandung Kepala Unit Agro Wisata Walini , Ade Yuyun Rahayu

RANCABALI – Para pelaku usaha objek wisata di Bandung Selatan, mengeluhkan kurang memadainya infratruktur jalan dari Soreang hingga Rancabali. Potensi kehilangan pendapatan karena macet ini lumayan signifikan yakni antara 20 hingga 30 persen.

Kepala Agro Wisata Walini objek wisata pemandian air panas Ciwalini, Ade Yuyun Rahayu mengatakan, permasalahan infrastruktur jalan yang tidak terlalu lebar, menjadi permasalahan yang selama ini dirasakan oleh para pelaku pariwisata di Bandung Selatan. Hal ini memicu kemacetan panjang yang berimbas tersendatnya kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata di kawasan Bandung Selatan ini.

“Wisatawan itu kebanyakan tertahan di jalan, pas sampai di objek wisata sudah tutup. Itu artinya kerugian buat kami para pengelola wisata disini. Karena kalau musim libur seperti lebaran, natal dan tahun baru, macetnya itu luar biasa bisa berjam jam terjebak macet,”kata Ade, Kamis (20/12/18).

Sempitnya akses jalan menuju berbagai objek wisata di Bandung Selatan ini, kata Ade, sebenarnya saat ini sudah mulai ada perbaikan. Seperti terlihat dibeberapa titik jalan yang sebelumnya mengecil, sekarang mulai diperlebar meski masih belum ideal.

“Memang ada perbaikan yah, cuma belum sebanding dengan volume kendaraan yang melintas di jalan ini. Seperti di tanjakan “Mayor” dengan belokan tajam, kalau ada bis lewat harus gantian karena belokannya sempit. Dan banyak lagi tanjangan dengan tikungan tajam yang sempit penyebab kemacetan,”ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Ade, ia dan para pengelola objek wisata lainnya di Bandung Selatan, telah memyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Namun sayangnya, hingga saat ini upaya pelebaran jalan disepanjang Jalan Raya Soreang-Ciwidey-Rancabali ini terbilang lambat. Padahal, keberadaan berbagai objek wisata di Bandung Selatan ini merupakan penggerak perekonomian masyarakat disekitarnya.

Pondokan rumah kayu Ciwalini rencana akan di bangan Enam unit pondokan dengan fasilitas lengkap dan mewah standar hotel bintang tiga, lokasi tidak jauh dari kolam renang, pengunjung akan semakin betah dan nyaman.

“Apalagi waktu tahun lalu saat pengerjaan pipa SPAM Gambung disepanjang jalan itu macetnya parah. Kami para pelaku usaha wisata jelas mengalami kerugian, saya harap sih kedepannya pemerintah bisa lebih baik lagi menyiapkan infrastruktur jalan. Agar perkembangan aktivitas pariwisata di tempat ini semakin menggeliat lagi,”katanya.

Disinggung mengenai persiapan untuk menyambut musim libur natal dan tahun baru 2019, Ade mengatakan berbagai inovasi dan penambahan wahana dilakukan oleh pengelola. Seperti kolam pemandian air panas, pemondokan Walini, bungalow, flying fox anak dan dewasa, ATV, kamar rendam, arena permainan anak dan juga area parkir yang bisa menampung ratusan kendaraan besar dan kecil.

“Target kami saat libur natal dan tahun baru dari tanggal 25 Desember hingga 1 Januari itu sebanyak 3000 hingga 6000 orang wisatawan. Target ini yah hampir sama dengan tahun sebelumnya. Karena saat ini persaingan usaha serupa sangat ketat, makanya kami terus berinovasi dan terus menciptakan wahana atau objek baru, kalau tidak begitu pengunjung bisa terus menurun,”ujarnya.

Ade melanjutkan, objek wisata pemandian air panas Ciwalini bersumber mata air panas dari Gunung Patuha. Beberapa mata air panas tersebut, konon katanya terbentuk setelah Gunung Patuha meletus pada tahun 1836 lalu. Air panas yang mengandung belerang ini disalurkan ke kolam penampungan dan dikelola sebagai objek wisata pemandian air panas Ciwalini.

“Kalau musim hujan justru airnya lebih panas dan itu bagus untuk terapi kesehatan. Kalau disini airnya ada tiga sumber yakni mata air Citambaga, Citambleug dan Ciengang. Alhamdulilah enggak pernah kering airnya ” kata Ade

Sementara pantauan di lapangan pada Kamis (20/12) siang, arus lalu lintas disepanjang Jalan Raya Ciwidey-Rancabali masih terlihat ramai lancar. Adapun kendaraan yang melintas dijalan tersebut berasal dari para wisatawan yang rata rata didominasi oleh kalangan pelajar. Hal tersebut diakui oleh Petugas Patroli Polres Bandung, Aiptu Asep Suherman dan Brigadir Rudiman yang ditemui saat melakukan patroli dikawasan objek wisata pemandian air panas Ciwalini. Menurutnya hingga saat ini arus lalu lintas dan kunjungan wisatawan ke Bandung Selatan masih belum padat. Kondisi keamanan pun cukup kondusif.

“Sampai saat ini masih lancar dan situasi kamtibmas relatif aman terkendali. Untuk arus lalu lintas memang ada beberapa titik jalan yang biasanya jadi penyebab kemacetan, seperti di tanjakan Mayor dan beberapa titik lainnya,”ujarnya. ( Lily Setiadarma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *