JAKARTA (Kontroversinews.com) – Sudah menjadi hal umum jika Indonesia terkenal memiliki rempah terbaik. Bahkan, Indonesia tercatat sebagai negara eksportir lada terbesar kedua di dunia. Indonesia patut berbangga dengan pencapaian suplai hingga 78.000 ton per tahun untuk pasar domestik dan global.
Tidak ada salahnya, Anda juga turut mengenal keunggulan rempah khas Indonesia. Seiring naiknya permintaan pasar terhadap biji lada, diprediksi rempah yang satu ini akan menjadi salah satu sektor perekonomian dengan volume ekspor yang signifikan.
Namun, peluang emas ini bukan tanpa tantangan tersendiri. Hal-hal seperti cuaca, irigasi, penyakit hama dan tanaman hingga Good Agricultural Practice (GAP) masih harus disosialisasikan ke komunitas bisnis lada, khususnya para petani lada.
CEO Verstegen Spices & Sauces B.V, Michel Driessen mengatakan, dibutuhkan solusi berbasis teknologi yang komprehensif. Launching Event SpiceUp Application : Technology-Based Smart Agriculture for Pepper Cultivation mengangkat masalah kualitas dan kuantitas yang erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi petani, kapasitas produktif dan daya saing biji lada Indonesia.
“SpiceUp optimistis menjadi terobosan yang bermanfaat bagi petani dan juga pemangku kepentingan lain, termasuk para kolektor dan pengusaha,” kata Michel Driessen, melalui keterangan tertulisnya, belum lama ini. Dia menjelaskan, dengan kombinasi teknologi satelit, data lokasi dan survei lapangan, pengguna dapat mengandalkan SpiceUp untuk mengakses informasi spesifik seputar prediksi cuaca, saran pengelolaan air, tanah dan hama penyakit, rekomendasi GAP, traceability (keterlacakan) dan harga pasar yang menguntungkan posisi petani kecil.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan, Fadjry Djufry mengatakan, Indonesia masih tertinggal sekitar 150.000 hektare dan produksi/ ha dibandingkan Vietnam yang patut menjadi PR bagi segenap jajaran, termasuk pemerintah daerah.
“Kami telah merilis 10 varietas lada unggul yang sudah tersebar di beberapa provinsi dan menyambut gembira inisiatif SpiceUp sebagai salah satu upaya perbaikan produktivitas melalui berbagai program teknis, peningkatan ekspor dan inovasi untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia,” kata Fadjry yang telah dikutip dari iNews..***AS