Kab.Cirebon Kontroversinews.com – Berawal dengan adanya pembangunan pembuatan jembatan dan awning yang menggunakan dana dari propak (kotak amal jariyah dari jama’ah masjid). namun dalam pelaksanaan pekerjaannya diduga tanpa musyawarah dan mufakat serta tidak adanya rencana anggaran dan biaya (RAB) bahkan terkesan seperti membangun tempat tinggalnya sendiri, hal itu terbukti saat beberapa masyarakat yang notabenenya adalah para jama’ah masjid tersebut tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan pembangunan jembatan serta awning yang menggunakan anggaran kas masjid dengan total 290 juta.
Masjid Jami Al-Karomah ini terletak dipinggir jalan raya kanci-lemahabang tepatnya didepan kantor Desa Kanci Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat ini bisa menampung 500 jama’ah (setiap shalat jum’at), dan konon menurut narasumber, anggaran yang ada di DKM saat ini masih tersisa 116 juta. hal itu terungkap saat ketua DKM yang bernama Haji Sumardi dipanggil oleh kepala desa (kuwu) pada Jum’at 27 Mei 2022 untuk menanyakan SK dan menjelaskan tentang berapa besar anggaran masjid yang dipakai dalam pembuatan pekerjaan jembatan dan awning, namun ketua DKM enggan menjelaskan dan beralibi. hingga membuat sebagian masyarakat yang hadir saat itu dikantor desa, menuntut sang ketua DKM untuk mundur. tuntutan untuk mundur tersebut ditanggapi dengan jawaban yang enteng, bahwa ketua DKM siap mundur apabila kas masjid yang tersisa sebesar 116 juta itu sudah di nol kan (sudah kosong, Red) ujar narasumber yang belum mau disebutkan namanya disini.
Dan untuk agar berita ini berimbang, wartawan media ini pada sabtu 28 Mei 2022 mendatangi area Masjid Jami Al-Karomah tersebut dengan tujuan mencari tahu kebenarannya, namun tidak bertemu satupun pengurus DKM. wartawan media ini hanya bisa mencari tahu dari masyarakat yang sedang duduk-duduk diselasar masjid yang sedikit mengetahui pembuatan pekerjaan dan awning tersebut, untuk pembuatan jembatan yang bervolume 3 kali 5 meter menghabiskan anggaran 70 juta. dan untuk pembuatan awning sekitar 220 juta tanpa menjelaskan volume, hanya mengatakan “mangga lihat sendiri saja, berapa volumenya” ujarnya.
Saat ditanya dimana alamat rumah sang Ketua DKM, masyarakat tersebut enggan menjelaskan. hingga saat berita ini dibuat, belum dapat informasi apapun yang didapat baik dari pengurus DKM maupun dari pihak pemerintahan desa setempat.