SOREANG|Kontroversinews – PT BPR Kerta Raharja bersama Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung bekerjasama dalam mengembangkan produk perbankan terbaru. Produk yang diberi nama Kredit Mudah Cepat Rinhan (MCR )Milenial tersebut dikembangkan dengan tujuan membantu Pemkab Bandung memberantas Bang Emok atau Rentenir.
Kepala Divisi Pemasaran PT BPR Kerta Raharja Ruyana menuturkan, pilot project Kredit MCR Milenial tersebut dikembangkan dengan membentuk dan membina kelompok yang diberi nama Sekolah Perempuan Hebat (SPH).
“SPH ini berisikan maksimal 15 orang ibu-ibu yang memiliki usaha mikro,” kata Ruyana di Soreang, Kamis ( 16/01/2020 ).
Menurut dia, rencana pengembangan Kredit MCR Milenial tersebut tengah memasuki dalam tahapan sosialisasi dan pemberkasan. Pilot project tersebut baru disasarkan untuk 15 desa di Kabupaten Bandung.

Secara teknis, kelompok SPH ini akan diberi fasilitas kredit tanpa agunan dengan sisem pembayaran tanggung renteng. Untuk prosedurnya menggunakan prosedur perbankan. Kata dia, guna meminimalisir banyaknya warga Kabupaten Bandung yang nekat meminjam kredit ke rentenir, Kredit MCR Milenial tersebut menawarkan bunga yang sangat rendah dibanding bunga dari rentenir.
“Bunganya pasti lebih rendah dari rentenir. Karena tujuan pilot project ini membantu Pemkab Bandung memberantas keberadaan rentenir dan membantu permodalan UMKM,” kata dia.
Meski masih sebatas pilot project, Ruyana mengatakan jika penyediaan modal mencapai nilai Rp.2 miliar dari PT BPR Kerta Raharja. Kendati demikian, kucuran modal tidak serta merta dibayarkan secara langsung dalam setahun, namun dilaksanakan secara bertahap.
“Karena satu orang nantinya bisa mendapatkan maksimal Rp2,5 juta untuk bantuan modalnya. Nah, sekarang tengah berjalan sosialisai dan pemberkasan di 15 desa, karena ini masih program baru,” kata dia.
Ruyana berharap, kehadiran program Kredit MCR Milenial tersebut bisa mengatasi masalah perekonomian masyarakat yang terjerat rentenir. Selain itu, program tersebut juga mengedukasi masyarakat mengenai bahaya meminjam kredit ke rentenir dengan bunga yang mencekik.
“Karena banyak masyarakat yang masih belum mengenai sistem perkreditan. Sejalan dengan program ini, kami juga akan terus melakukan pembinaan setiap bulannya. Seperti pembinaan kepada para nasabah BPR Kertaraharja,” kata dia.
Untuk mengikuti dan mendapatkan plafon pinjaman dari program tersebut, kata dia, calon debitur harus menyiapkan berbagai persyaratan. Seperti SKU, Surat Pernyataan Tanggung Renteng, Surat Pengukuhan Kelompok, KTP, dan Kartu Keluarga. “Yang paling penting, calon debitur memiliki usaha yang produktif,” kata dia.
Sementara itu, Customer Service PT BPR Ciwidey BPR Kerta Raharja cabang Ciwidey, Dea Rizkiana menuturkan jika BPR Kerta Raharja cabang Ciwidey telah siap menjalankan program tersebut. Saat ini, sosialiasi terus dilakukan di sejumlah desa.
Dea mengatakan, Kredit MCR Milenial sendiri memiliki tiga plafon pinjaman. Yaitu, plafon pinjaman senilai Rp500 ribu, Rp750 ribu, hingga Rp2,5 juta.
“Nanti yang mengajukan pinjaman bisa disesuaikan plafonnya,” kata dia.
Pemilihan untuk penentuan plafon pinjaman tersebut dilakukan dengan berbagai langkah. Langkahnya, calon debitur akan mengajukan permohonan pinjaman untuk dimasukkan ke apalikasi permohonan.
Setelah itu, ujar Dea, akan ada tahapan BI Checking untuk dianalisa. Jika lolos BI Checking, maka akan dilakukan survey ke lapangan. Hasil survey akan dilaporkan ke STKS.
“Dari STKS nanti akan mengeluarkan assesment seperti keputusan nasabah akan mendapat plafon pinjaman yang mana,” kata dia.(Lily Setiadarma)