Kedua wartawan, soleman dan warya kembali datang kekantor desa.namun kades/kuwu yang bersangkutan yang mengarahkan ke 2 wartawan tadi untuk datang lagi ke desa, tidak berada ditempat.yang ada hanya beberapa perangkat desa dimeja pelayanan, segerombolan orang berpakaian organisasi kemasyarakatan (ormas), dan seorang babinsa (anggota TNI AD yang ditugaskan didesa).
Untung tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak, kedua wartawan yang seyogya nya mendapatkan informasi terkait mengapa bendera kebanggaan indonesia yang sobek/rusak terkesan dibiarkan tanpa adanya penggantian.
Dua wartawan ini malah mendapatkan teror dan intimidasi serta bogem mentah yang mendarat dihidung hingga mengakibatkan lebam dan luka sobek hingga mengeluarkan darah banyak, adalah soleman (wartawan dari media forum berita indonesia) inilah yang mendapatkan bogem mentah (pukulan tangan) tersebut disela-sela teror dan intimidasi (disangka meminta uang) yang diucapkan dalam logat bahasa sunda dari segerombolan orang yang berpakaian salahsatu ormas terbesar dinegeri ini.dan babinsa serta sejumlah perangkat desa yang saat kejadian berada ditempat, terlihat diam.
Namun saat melihat situasi yang semakin memanas usai terjadinya pemukulan, sang babinsa yang belum diketahui namanya ini mengajak wartawan soleman dan warya ayutondiawan berlalu dari lokasi kejadian (ruang tamu kantor desa, red).
Atas kejadian tersebut, wartawan media FBI merasa dirugikan dan melaporkannya kekantor kepolisian resort majalengka.untuk mengetahui hal yang belum diketahui oleh wartawan media ini dan menyeimbangkan pemberitaan, mencoba menghubungi kades/kuwu mekarwangi lewat pesan singkat chatt whatsapp disambungan telpon selullarnya hanya menjawab “Besok aja pak siap, Saya lagi di polres” jawab kades/kuwu mekarwangi sambil mengirimkan photo sebuah ruangan didalam markas kepolisian resort majalengka. (KUSYADI)
Response (1)