Kamis, Januari 21, 2021
kontroversinews.com
">
  • HOME
  • EDUKASI
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • NUSANTARA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • REGIONAL
No Result
View All Result
  • HOME
  • EDUKASI
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • NUSANTARA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • REGIONAL
No Result
View All Result
kontroversinews.com
No Result
View All Result

Hasil Produksi Kedua Usaha di Desa Tenjolaya Mampu Dipasarkan Hingga ke Luar Negeri

Selasa, 23 Juni, 2020
in REGIONAL
0
Hasil Produksi Kedua Usaha di Desa Tenjolaya Mampu Dipasarkan Hingga ke Luar Negeri

Jajarana Muspika Kecamatan Pasirjambu didampingi Kepala Desa Tenjolaya Is Somantri saat meninjau pengolahan bahan baku injuk milik Ujang Suryana (42), di Kampung Pangajaran Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

PASIRJAMBU | Kontroversinews – Berada diwilayah yang jauh dari hiruk pikuk kota, tak menjadi penghambat untuk menghasilkan produk yang mampu diterima pasar internasional. Seperti Warga Kampung Pangajaran dan Kampung Geber Desa Tenjolaya Kecamatan Pasirjambu, yang mampu mengembangkan produksi sapu ijuk dan menjalankan perkebunan organik, dimana hasil produksi kedua usaha itu, mampu dipasarkan hingga ke luar negeri.

Salah seorang pengrajin sapu ijuk, Ujang Suryana (42), tak menampik adanya Covid 19 memberika kendala terhadap lalu lintas pengiriman barang ke konsumen. Meskipun demikian, dampaknya tak terlalu banyak, karena pengrajin sapu injuk yang berada di Kampung Pangajaran, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung masih bisa mengekspor bahan baku ijuk olahan hingga ke pasar internasional, seperti Jepang dan Korea Selatan. Sapu ijuk buatan warga di kampung tersebut, juga dipasarkan ke berbagai daerah. Tak hanya di Jawa Barat, namun sapu ijuk asal Pangajaran dijual sampai ke Surabaya.

Kepala Desa Tenjolaya Is Somantri

“Produksi masih tetap berjalan. Karena permintaan konsumen memang tidak berkurang, hanya pengirimannya saja yang terhambat,” ujar Ujang saat wawancara di rumah kediamannya, Selasa (23/6).

Untuk setiap sapu yang dihasilkan, Ujang mendapat upah seribu rupiah. Setiap harinya, ia mampu menghasilkan paling sedikit 50 batang sapu. Tak hanya sapu, Ujang juga mengolah ijuk mentah menjadi bahan baku siap olah yang dikirim ke Jepang dan Korea Selatan.

“Terkadang bahan siap olah dikirim juga ke Kota Bandung dan Kabupaten Cianjur, karena di sana ada pabrik yang membuat sapu ekspor,” ucapnya.

Meskipun hanya sebatas bahan, kata Ujang, ia dan rekan-rekan perajin di Pangajaran, bisa mengirimkan sedikitnya 18 ton ijuk per bulan siap olah ke Jepang dan Korea Selatan. Untuk setiap kilogram, ijuk siap olah tersebut dihargai Rp 30.000, sehingga total omzet para perajin di Kampung tersebut bisa mencapai Rp 540 juta per bulan untuk ijuk siap olah saja.

“Upah untuk para perajin bahan ijuk siap olah mencapai Rp 4.000 per kilogram. Setiap pengrajin, bisa menghasilkan tiga kwintal ijuk siap olah per bulan. Artinya, dari bahan ijuk saja, setiap perajin per bulannya bisa mendapat penghasilan sampai Rp 1,2 juta, belum lagi dari ditambah upah dari produksi sapu ijuk yang sedikitnya bisa mencapai Rp 1,5 juta per bulan,’ papar Ujang.

Selain Ujang, ada juga Ipah (55), yang rumahnya dijadikan sebagai tempat produksi sapu ijuk di kampung tersebut. Kata Ipah, di sini sistemnya bagi hasil, namun untuk setiap produk yang dihasilkan semua mendapat jatah upah. Selain upah, setiap bulan juga akan ada sejumlah keuntungan yang dibagikan kepada para perajin. Oleh karena itu, ia tak menampik, jika profesi tersebut cukup mampu membuat warga kampung tersebut bertahan di tengah kondisi pandemi.

“Dirumah saya ini, saat ini ada sedikitnya tiga perajin yang bekerja termasuk dirinya. Dengan begitu setiap bulan, sedikitnya rumah produksi tersebut bisa menghasilkan 1.500 batang sapu ijuk, dan sembilan kwintal bahan ijuk siap olah untuk ekspor,” jelas Ipah.

Ditanya soal bahan ijuk yang digunakan, Ipah melansir bahwa ia dan rekan-rekannya langsung mengambil dari pohon Aren di hutan tak jauh dari kampung tersebut. Oleh karena itu selain mampu memberdayakan ekonomi warga, produksi sapu ijuk di Kampung Pangajaran juga membantu mengurangi sampah atau limbah di alam.

Di Perkebunan organik Kampung Geber Desa Tenjolaya ini, terdapat 71 item reguler atau produk yang setiap hari diproduksi.
Di Perkebunan organik Kampung Geber Desa Tenjolaya ini, terdapat 71 item reguler atau produk yang setiap hari diproduksi.

Perkebunan Organik yang mendunia

Selain sapu ijuk, juga terdapat perkebunan organik yang tak kalah mendunia. Manager Perkebunan Organik, Hengki Irawan mengatakan, menjalankan perkebunan organik memerlukan kesabaran yang ekstra. Ada banyak hal yang tidak mudah dilakukan pada saat berkebun tanaman organik, misalnya adanya proses penyuburan tanah, dimana tanah dan pupuk harus benar-benar tercampur dengan baik.

“Rata-rata petani konvesional ingin cepat, sementara menjalankan perkebunan organik tidak bisa diburu-buru. Sehingga, terkadang ada petani yang menyerah sebelum panen. Oleh karena itu, kami selalu memberikan pengarahan hingga perkebunan organik di Desa Tenjolaya ini terus berkembang,” ujar Hengki

">

Di Perkebunan organik Kampung Geber Desa Tenjolaya ini, terdapat 71 item reguler atau produk yang setiap hari diproduksi. Selain itu, juga terdapat 200 produk perkebunan organik yang sudah tersertifikasi organik dari Bio Seed, seperti buah dan kacang-kacangan.

“Kita tidak bergerak independen, jadi kita bekerja sama dan menjalin kemitraan dengan Pemerintah Desa Tenjolaya, serta juga dengan penduduk sekitar. Jadi, jika ada petani yang punya lahan dan ingin menjalankan perkebunan organik, maka akan kita siapkan bibit beserta dengan pupuk yang benar-benar kita olah sendiri,” papar Hengki.

Adapun produk dari perkebunan organik ini, lanjut Hengki, mayoritas bukan tanaman asli Indonesia, tetapi ada yang berasal dari Amerika dan Eropa. Seperti, tanaman Kale yang terdiri dari beberapa jenis misalnya Kale Curly, Kale Nero, Kale Red Russian, dan Kale Red Bon. Kemudian juga ada tanaman Kohlrabi yang berasal dari Eropa, dan ada juga juga tanaman lokal seperti bayam-bayaman.

“Karena tanaman organik ini adalah jenis tanaman high class atau eksklusif, jadi kebanyakan kita memasarkannya ke supermarket Ibu Kota. Perbulan kita bisa mengirimkan 14 ton produk organik yang berasal dari lahan seluas 4,5 hektar. Total kita punya delapan hektar. Sedangkan untuk harga, misalya bayam-bayaman, kita mematok harga Rp55 ribu per kilogram, harga itu sangat jauh dibandingkan harga bayam biasa, yang hanya dijual Rp5 ribu per kilogram,” jelas Hengki. (Lily Setiadrama)

">
Previous Post

Kapolresta Cirebon Pimpin Upacara Sertijab Kasat Reskrim dan Kasat Lantas Polresta Cirebon

Next Post

Teh Nia Balon Bupati Bandung , Berangkat Atas Keinginan Masyarakat

Next Post
Teh Nia Balon Bupati Bandung , Berangkat Atas Keinginan Masyarakat

Teh Nia Balon Bupati Bandung , Berangkat Atas Keinginan Masyarakat

Desa Tenjolaya Juara Pertama Kampung Tangguh Covid-19

Desa Tenjolaya Juara Pertama Kampung Tangguh Covid-19

Bumdes Wangisagara Berpredikat Maju

Bumdes Wangisagara Berpredikat Maju

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Distribusi Air Lancar, Warga Berharap Perumda Tirta Raharja Tetap Tingkatkan Pelayanan

Distribusi Air Lancar, Warga Berharap Perumda Tirta Raharja Tetap Tingkatkan Pelayanan

Rabu, 20 Januari, 2021
Geo Dipa Gandeng Forkopimda Awasi Mobilisasi Material Proyek Patuha 2

Geo Dipa Gandeng Forkopimda Awasi Mobilisasi Material Proyek Patuha 2

Rabu, 13 Januari, 2021
Dampak Pandemik Raihan Keuntungan BPR Kerta Raharja Menurun, Ini Alasannya

Dampak Pandemik Raihan Keuntungan BPR Kerta Raharja Menurun, Ini Alasannya

Jumat, 15 Januari, 2021
Diduga telah Nikah Siri, Kades Subang Digerebeg Warga 

Diduga telah Nikah Siri, Kades Subang Digerebeg Warga 

Kamis, 3 Januari, 2019
Warga Tele kab Samosir”Protes Wilayahnya menjadi Tempat TPA Sampah.

Warga Tele kab Samosir”Protes Wilayahnya menjadi Tempat TPA Sampah.

Rabu, 20 Januari, 2021
Tingkatkan Pelayanan, Bupati Resmikan Gedung Baru Disdukcapil Kabupaten Bandung

Tingkatkan Pelayanan, Bupati Resmikan Gedung Baru Disdukcapil Kabupaten Bandung

Rabu, 20 Januari, 2021
PROYEK RAKSASA ALUR TANO PONGGOL DITAMBAL SULAM.

PROYEK RAKSASA ALUR TANO PONGGOL DITAMBAL SULAM.

Rabu, 20 Januari, 2021
Rapat kerja Komisi III DPRD Kabupaten Samosir dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup.

Rapat kerja Komisi III DPRD Kabupaten Samosir dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup.

Rabu, 20 Januari, 2021

About Us

kontroversinews.com

Follow Us

Popular Tag

Banyumas Best Laptop Best Phone 2017 Bluetooth Device BPPD Kota Bandung Caleg Partai Perindo CES 2017 Citarum Harum corona coronavirus Covid 19 Dede Farhan Aulawi Dinas Indag Disdik Kabupaten Bandung Disperkimtan eSports Gadget Week GNPK RI Golkar Home Entertaimnet Kabupaten Bandung Kanibal Kompolnas Kompolnas RI Komunitas Kotaku Kp. Cibuluh MP3 Players Nintendo Switch Partai Perindo Pendidikan Perampasan Polres Banyumas Polres Soreang ramadan Reklame sembako Sillicon Valley Smart Home Sport & Outdoors Super Car Taksi online Virus Corona Wearable Tech Weareable Device

Recent News

Warga Tele kab Samosir”Protes Wilayahnya menjadi Tempat TPA Sampah.

Warga Tele kab Samosir”Protes Wilayahnya menjadi Tempat TPA Sampah.

Rabu, 20 Januari, 2021
Tingkatkan Pelayanan, Bupati Resmikan Gedung Baru Disdukcapil Kabupaten Bandung

Tingkatkan Pelayanan, Bupati Resmikan Gedung Baru Disdukcapil Kabupaten Bandung

Rabu, 20 Januari, 2021
  • REDAKSI

© 2020 KONTROVERSINEWS.COM

No Result
View All Result
  • HOME
  • EDUKASI
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • NUSANTARA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • REGIONAL

© 2020 KONTROVERSINEWS.COM