JAKARTA (Kontroversinews.com) – Seorang tenaga honorer sebut saja Adit di salah satu kantor dinas di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluhkan ketidakjelasan gaji yang diterima sepanjang tahun ini.
Pada kontrak kerja yang ia tandatangani pada 2018, seharusnya gaji tenaga honorer dibayarkan tiap tanggal 5 setiap bulan. Namun Adit mengaku beberapa bulan ini gajinya selalu telat.
Bulan ini dinas tempatnya bekerja belum membayarkan gaji kepada tenaga teknis berstatus honorer di instansi tersebut. Ketika Adit menanyakan perihal nasib gajinya itu, pihak dinas mengatakan anggaran untuk gaji tenaga honorer terpakai untuk bantuan sosial covid-19.
“Saya tanya ke bagian umum, kataya ini anggaran terserap bansos covid. Paling nunggu anggaran perubahan. Yang saya tahu anggaran perubahan itu baru akhir tahun. Saya pikir, waduh masa saya nggak gajian sampai akhir tahun,” tutur Adit yang dilansir dari laman Cnn Indonesia, Kamis (15/4).
Padahal selama pandemi covid-19 melanda Indonesia, Adit merupakan salah satu pelayan publik yang dituntut untuk bekerja di kantor setiap hari. Ia hanya merasakan pengalaman bekerja dari rumah pada tiga bulan pertama pandemi.
Walaupun ketidakjelasan gaji itu membuat Adit resah, ia mengaku penunggakan sebenarnya bukan hal baru yang dirasakan tenaga honorer. Ia bercerita kejadian serupa pun kerap terjadi sebelum pandemi.
Pada dua tahun pertamanya bekerja di instansi pemerintah, gaji Adit bahkan ditunggak berbulan-bulan. Gaji per bulan baru dibayarkan setiap tiga bulan dan dengan tenggat waktu yang tidak jelas.
Pada 2020, praktik ini perlahan membaik. Adit mengatakan instansinya berjanji akan memprioritaskan anggaran untuk kesejahteraan. Pemberian gaji tak pernah lagi ditunggak.
Namun ketika tahun ini nasib gaji tenaga honorer kembali tidak jelas, ia mengaku mulai resah. Kebutuhan sehari-hari yang perlu dipenuhi pun bertambah karena dia kini sudah berkeluarga dengan anak satu.
Selain itu, kondisi pandemi juga berdampak besar pada perekonomian keluarganya. Adit kini menjadi satu-satunya sumber penghasilan keluarga setelah istrinya mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) karena pandemi.
“Saya rencana ke depan mau cari [kerja] di tempat lain saja kayaknya. Karena kebutuhan rumah tangga kan nggak bisa dinanti-nanti. Paling cari jalan lain,” tuturnya.
Sembari menunggu gaji cair dan mencari pekerjaan, Adit putar otak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga secepat mungkin. Harta pribadi yang ia kumpulkan karena hobi maupun untuk mobilitas sehari-hari terpaksa ia relakan.
Melalui akun Twitter ia berupaya menjajakan motor, mesin cuci, lensa kamera, jam tangan, baju, sepatu hingga mainan anak. Ternyata antusiasme pengikutnya di Twitter terbilang tinggi. Ia mengaku terharu dengan bantuan yang diberikan rekan-rekannya.
Adit enggan menyampaikan dinas tempatnya dipekerjakan. CNNIndonesia.com pun berupaya meminta tanggapan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmadja terkait penggunaan anggaran gaji pegawai untuk bansos covid-19, namun belum mendapat jawaban.***AS