Perbandingan data mengungkapkan bahwa kedalaman tidur peserta sama, terlepas apakah mereka telah mengonsumsi kafein atau kapsul plasebo. Tetapi mereka melihat perbedaan yang signifikan dalam materi abu-abu, tergantung pada subjek yang telah menerima kafein atau plasebo.
Setelah 10 hari menggunakan plasebo. Peserta yang pantang mengonsumsi kafein menunjukkan volume materi abu-abu yang lebih besar ketimbang periode waktu yang sama dengan kapsul kafein.
Perbedaan sangat mencolok terlihat pada lobus temporal medial kanan, termasuk hippocampus, wilayah otak yang penting untuk konsolidasi memori.
“Hasil yang kami peroleh, tidak selalu berarti bahwa konsumsi kafein memiliki dampak negatif pada otak. Tetapi konsumsi kafein setiap hari jelas mempengaruhi perangkat keras kognitif kita, yang dengan sendirinya harus memunculkan penelitian lebih lanjut,” tegas Reichert.
Dia menambahkan bahwa di masa lalu, efek kesehatan dari kafein telah diselidiki terutama pada pasien. Namun, ada juga kebutuhan untuk penelitian pada subyek yang sehat. Meskipun kafein tampaknya mengurangi volume materi abu-abu, setelah 10 hari berhenti minum kopi, kafein telah beregenerasi secara signifikan pada subjek uji.
“Perubahan morfologi otak tampaknya bersifat sementara, tetapi perbandingan sistematis antara peminum kopi dan mereka yang biasanya mengonsumsi sedikit atau tanpa kafein sejauh ini masih kurang,” tuntas Reichert dilansir dari Okezone.***AS