Cari Korban Hilang di NTT, Tim SAR Kerahkan Anjing Pelacak

oleh
(Pixabay)

JAKARTA (Kontroversinews.com) – Anjing dengan kualifikasi rescue (SAR) dog dikerahkan untuk mencari korban hilang akibat bencana alam yang menerjang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, pihaknya mencatat sejumlah SAR dog dan K9 diterjunkan untuk membantu dalam pencarian korban hilang. Hingga kini, puluhan warga masih dilaporkan hilang pascakejadian yang dipicu siklon tropis Seroja. Wilayah yang masih melaporkan adanya korban hilang, antara lain Lembata, Flores Timur dan Alor.

“BNPB mendapatkan dukungan Polri dan Jakarta Rescue untuk membantu operasi pencarian dan evakuasi dengan SAR dog di lokasi tersebut. Jakarta Rescue mengirimkan tujuh SAR dog, sedangkan Polri mengirimkan enam anjing K9,” katanya dalam siaran pers, Jumat (9/4/2021).

Mengutip dari Okezone, Ia menjelaskan, ketujuh SAR dog Jakarta Rescue yang dikerahkan BNPB ini berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jakarta Timur dan Jawa Tengah. Dukungan 1 SAR dog berada di Adonara, sedangkan 4 SAR dog di Lembata. Jakarta Rescue menyiagakan 2 lainnya di Kupang. Rencananya 1 SAR dog akan digerakkan ke Kabupaten Kupang esok hari (9/4).

Sedangkan anjing jenis K9 dari Polri terdiri Belgian Malinois 3 ekor, German Shepherd 2 dan Pointer 1. Keenam anjing membantu pencarian korban hilang di Adonara sejumlah 3 ekor dan Lembata 3 ekor. Mabes Polri akan menambah 10 anjing untuk membantu pencarian.

Sebelumnya, dalam rapat koordinasi penanganan darurat bencana siklon tropis Seroja, Kepala BNPB Doni Monardo menyampaikan untuk memaksimalkan SAR dog di ketiga wilayah. Terkait dengan penambahan SAR dog, Doni mengarahkan kekuatan tersebut di wilayah Alor.

Doni menyampaikan, dukungan SAR dog sangat membantu petugas dalam pencarian korban maupun dalam mengarahkan alat berat di lokasi.

“SAR dog efektif untuk menyasar jenazah yang tertimbun,” ujar Doni pada Kamis (8/4) secara virtual dalam konferensi pers.

Pencarian dan evakuasi di lapangan dilakukan dari berbagai unsur seperti Basarnas, TNI, Polri, SAR gabungan, sukarelawan dan warga setempat. Medan berat dan kondisi lapangan dan kurangnya alat berat menghambat operasi di lapangan.

Masing-masing posko terus melakukan upaya penanganan darurat seperti pencarian dan evakuasi korban, pelayanan warga dipengungsian, pendistribusian bantuan, pendataan maupun pembukaan akses yang terisolisasi. Terkait dengan pendataan, ini masih bersifat dinamis. Pemutakhiran data akan dilakukan secara periodik dan disampaikan kepada masyarakat.***AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *