Kab. Bandung | Kontroversinews.-Usai penyembelihan Sapi Qurban pada Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriyah yang dilakukan Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, Rabu, 22/8 lalu, di Masjid Al Fathu, pihak Dinas Perternakkan Kabupaten Bandung, menemukan cacing hati di salah satu Hewan Qurban. Keberadaan cacing hati itu yang diperkirakan merusak hati juga sepasang ginjal mrncapai sekitar 2,5 kg daging qurban. Karena memang harus di buang agar tidak menular kepada masyarakat.
Drh. Euis, Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan), menjelaskan, keberadaan cacing hati di salah satu sapi hewan qurban yang ditemukan Dinas Peternakan Kabupaten Bandung,merupakan sejenis cacing pipih yang hidup dan berhabitat di dalam sistem hati dan empedu hewan mamah biak herbivora, termasuk sapi, kambing, unta bahkan kerbau. Cacing hati sendiri terbagi dalam dua jenis yakni cacing hati khas Asia (Fasciola gigantica) dan khas Eropa (Fasciola hepatica). Dikatakan cacing hati khas Eropa bersifat lebih ganas dari khas Asia.
Euis menambahkan, proses cacing hati ini masuk ke dalam sapi biasanya melalui makanan yang mereka makan berupa dedaunan yang hidup dari area berair . Biasanya di area berair ini muncul banyak larva cacing hati yang juga dikenal dengan nama serkaria. Selanjutnya larva yang tertelan sapi ketika mereka memakan dedaunan inilah yang kemudian menginfeksi hati sapi.
Dampak keberadaan cacing hati pada sapi, lanjut Euis, bisa menyebabkan sapi mengalami beberapa penurunan kondisi kesehatan, seperti penurunan berat badan, masalah pencernaan seperti diare dan kerapnya sapi mengalami muntah dan kembung. Sapi sendiri kehilangan selera makan dan mengalami keluhan fisik seperti tampak layu dan kuyu. Kadang sapi terlihat bermata cekung dan telinga yang turun terkulai.
Dikatakan Euis, kalau cacing hati sapi memang termasuk salah satu jenis cacing berbahaya yang bisa merusak sel hati dengan cepat. Cacing hati sendiri termasuk jenis cacing yang sangat agresif dalam menyerap sari-sari makanan dalam tubuh, sekaligus merusak sel-sel dalam hati dengan cepat sehinga memicu kerusakan hati yang kronis. Namun, keberadaan cacing hati sapi tidak lantas dengan semudah itu menulari tubuh manusia begitu saja. Karena sebenarnya cacing ini hanya hidup dalam kawasan hati sapi. Kalaupun ada persebaran hanya berkisar pada area pencernaan.
“Sedang daging dari sapi sendiri, imbuh Euis, masih dimakan karena memang aman untuk dikonsumsi. Karena tidak ditemukannya persebaran cacing, telur atau larva dalam daging sapi sekalipun dinyatakan hati sapi positif mengidap cacing hati,” kata Euis.
2 ekor Sapi dan 1 ekor domba yang disembelih direncanakan H. Asep Saepulloh untuk 300 ganting yang artinya diperuntukkan bagi 300 orang mustahik. Ia optimis bisa bisa mengoptimalisasikan pembagian secara merata meski pun diakuinya jumlah hewan qurban untuk tahun ini berkurang dua ekor sapi. Untuk itu ia berharap masyarakat mustahik bisa mengerti dengan keadaan ini.
Ketika disinggung ada tidaknya peran pejabat Pemkab Bandung pada kegiatan Idul Adha ini, Asep menuturkan, tidak ada bantuan sepeser pun dari mereka. Apa lagi domba atau sapi. Bank BJB pun yang tahun 2017 kemarin menitipkan satu ekor sapi, tahun ini absen. Ia tidak mengharapkan apa-apa dari kegiatan ini, bila pun kemudian ada keterbukaan hati masyarakat mapan untuk turut berpatisipasi memenuhi kebutuhan mustahik akan daging qurban, bisa jadi masyarakat lainnya akan terbagi juga.
“Jujur saja ini merupakan upaya dari Pengurus Masjid Al Fathu, bukan sumbangan dari orang lain. Ada kemungkinan semua berkonsentrasi untuk korban gempa Lombok. Hingga kebutuhan mustahik di sini jadi berkurang. Semoga saja jumlah daging qurban yang ada bisa mencukupi 300 orang mustahik,” pungkas Asep.(Ki Agus N. Fattah).