SOREANG | Kontroversinews – Bupati Bandung geram jika ada atlit Kabupaten Bandung yang berprestasi diambil oleh daerah di luar Kabupaten Bandung.
Bupati Bandung, Dadang M Naser, meminta KONI Kabupaten Bandung untuk meningkatkan perhatiannya kepada atlit asal Kabupaten Bandung. Hal tersebut, diyakini dapat mengurangi jumlah atlit Kabupaten Bandung yang pindah ke daerah lain.
“KONI memiliki fungsi dalam hal membina dan memproses prestasi para atlit, yaitu dengan memfasilitasi latihan-latihan yang disiplin. Dengan demikian, muncul kualitas atlit yang unggul,” ucap Dadang saat menghadiri Rapat Anggota Tahunan KONI Kabupaten Bandung di Sutan Raja Hotel, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis ( 23/1/2020).
Kualitas dari para atlit itu ada tingkatannya, ada atlit di tingkat pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Dengan demikian, KONI Kabupaten Bandung harus aktif dalam membina para atlit tersebut. Menurut Dadang, jangan sampai atlit yang memiliki kualitas di tingkat pertama atau kedua pindah ke daerah lain, karena di daerah lain dapat memberikan kesejahteraan yang lebih baik daripada yang diberikan di Kabupaten Bandung.
“Jika atlit yang berprestasi pindah ke daerah lain, bisa-bisa Kabupaten Bandung kalah dalam.pertandingan. Kita harus bisa memberikan penghargaan dan bonus yang sama dengan Kota Bandung,” tutur Dadang.
Dadang juga menyinggung persiapan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan PON Papua. Dimana para atlit Kabupaten Bandung akan di fasilitasi oleh KONI Jawa Barat. Dadang meminta semua daerah berlomba-lomba agar menjadi pemenang.
“Ayo semua daerah bina para atlitnya,” tegas Dadang.
Sementara itu, dalam pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan KONI Kabupaten Bandung tersebut para atlit yang berprestasi saat pelaksanaan Sea Games di Philipina diberikan “uang kadeudeuh”.
Ketua KONI Kabupaten Bandung, Herda M Ghani, menuturkan bahwa pemberian “uang kadeudeuh” tersebut sebagai bentuk perhatian KONI Kabupaten Bandung kepada para atlitnya.
“Kami harap pemerintah daerah manapun sama-sama membina atlitnya. Karena dinamika pindahnya atlit ini sudah mulai. Daerah-daerah yang beli atlit ini sudah muncul. Kabupaten Bandung akan fokus memaksimalkan dana APBD dalam menciptakan atlit-atlit berprestasi yang asli Kabupaten Bandung,” jelas Herda.
Ditempat yang sama Ketua KONI Jawa Barat, Ahmad Saepudin, mengungkapkan bahwa cara untuk mencegah adanya atlit yang pindah, adalah dengan meningkatkan rasa kepemilikan diantara Pemerintah Kabupaten Bandung dalam hal ini yaitu KONI Kabupaten Bandung dengan para atlitnya.
“Penghormatan yang paling besar adalah pengakuan. Kita perlu meningkatkan kualitas tata kelola organisasi agar dapat membuat database atlit, seperti asalnya dari mana, bagaimana keluarga. Jadi kalau organisasinya sudah benar maka tidak akan ada atlit yang pindah,” pungkas Ahmad. (Lily Setiadarma)