Bersatu Untuk Menuju Perubahan

oleh
oleh

Kab. Bandung | Kontroversinews.-Mengembalikan kepercayaan masyarakat ditengah transisi kepercayaan, menurut Dedi Purdianto (Abah Dedi), saat ditemui di Rumah Makan Riung Panyaungan, Selasa, 24/7, bukanlah semudah membalikkan tangan. Namun ia optimis permasalahan tersebut akan bisa tertanggulangi apa bila kita bisa menyikapinya dengan bijak. Terutama dengan menjadi wadah setiap aspirasi masyarakat pada suatu pertemuan yang selanjutnya akan dilakukan sharing. Metode lainnya yang akan dilakukan Abah Dedi dengan melakukan dialog langsung sebagai pembelajaran. Karena tidak semua yang dituduhkan masyarakat itu salah, mungkin kesalahannya terletak di pribadinya masing-masimg.

 Abah Dedi tidak mau mengumbar janji manis seperti yang lainnya apalagi harus memberikan sesuatu sebagai pemikat hati. Ia berkeinginan masyarakat menilai bukan karena harta bendanya, kekayaannya, atau jabatannya. Justeru ia berharap masyarakat memilih karena adanya rasa kecocokan untuk bersama-sama membangun daerahnya. Realisasi dari keinginan tersebut,ia akan berupaya melakukan improvisasi dengan lebih mempererat tali kekeluargaan, kegotong royongan, dan keharmonisan saat melakukan kerja.

 “Tanpa masyarakat kita tak mungkin menjadi Wakil Rakyat. Sebagai Wakil Rakyat kita harus bisa membawa rakyat pada setiap aspek pekerjaan atau perkembangan wilayah secara signifikan. Dengan demikian setiap program kerja bisa terimplementasikan dengan baik karena adanya keterlibatan rakyat,” tutur Abah Dedi.

 Bukannya jamannya lagi, lanjut Abah Dedi, kita bersaing dengan memamerkan kekayaan, kepiawaian lidah, dan pemberian janji-janji manis yang dirasakan masyarakat jarang terbukti. Tapi bagaimana kita bersaing ideal dengan bisa memperoleh kepercayaan masyarakat atas dasar sukarela dan tidak dipaksakan. Karena belum tentu masayarakat yang kita beri amplop atau kita janjikan akan memilih kita. Dan kita harus konsekuien menerima kenyataan tanpa saling menyalahkan.

 Abah Dedi tidak memaksa masayarakat memilih siapa yang menurutnya baik. Itu hak mereka untuk menentukan pilihan. Tapi Abah Dedi mempunyai konsep yang mungkin bisa diterima masyarakat Kabupaten Bandung, bahwa ia tidak akan memberikan JANJI melainkan akan memberikan BUKTI. Alasan Abah Dedi, jabatan itu amanat Rakyat yang harus kita jaga dengan benar. Dengan menjaganya serta melestarikannya secara bersama-sama dengan rakyat, maka tidak akan terjadi sebuah pengkhianatan amanat.

Strategi lainnya yang akan dilakukan Abah Dedi yaitu dengan berkunjung langsung ke lokasi agar masyarakat bisa bertatap muka, menyampaikan aspirasinya, keluh kesahnya, dan hal lainnya yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Tidak tertutup kemungkinan dengan mengenali wajahnya, masyarakat bisa ada yang suka atau sebaliknya. Namun kita harus bisa berbesar hati mendapat perlakuan itu, karena sesungguhnya itu merupakan akibat dari orang terdahulu.

“Kita akan terapkan metode Take and Give, supaya masyarakat bisa Simpati yang selanjutnya menjadi Empat. Mudah-mudahan dengan bigitu masyarakat mau menerima saya sebagai wakilnya nanti. Meskipun saya tidak akan memberikan amplop namun saya akan memberikan sebuah program kerja yang berorientasi demi kemajuan masyarakat,” tegas Abah Dedi.

Kita datang bukan untuk merayu, kita hadir bukan untuk berjanji, kita ada bukan untuk mengada-ada, tapi kita di sini untuk mengikat lebih erat tali silaturahim demi masa depan Kabupaten Bandung lebih baik. Karena dengan kebersaman kita akan mampu memberiikan dorongan prioritas pembangunan ideal untuk menuju kearah perubahan yang lebih baik.  (Ki Agus N. Fattah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *