Adapun yang dilakukan dalam program ini meliputi dua prosedur PDA (Patent Ductus Arteriosus), Closure untuk bayi berusia 9 bulan, serta 1 prosedur ASD (Atrial Septal Defect) Closure untuk anak berusia 8 tahun. “PDA merupakan kondisi di mana pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan arteri paru tetap terbuka.
Kemudian lubang ditutup menggunakan device Penutupan PDA. Sedangkan ASD merupakan kondisi di mana adanya lubang pada serambi jantung yang mengakibatkan aliran darah menjadi tidak normal yang kemudian ditutup dengan device penutupan ASD,” bebernya.
Radityo lebih lanjut menjelaskan, tindakan intervensi kateter ini dilakukan dengan metode zero fluroskopi (tanpa radiasi). Radiasi diketahui dapat menimbulkan efek jangka panjang untuk pasien, dokter dan tim laboratorium kateterisasi.
Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K)., menambahkan, prosedur tersebut menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi. Heartology Cardiovascular Center dan Brawijaya Hospital Saharjo berkolaborasi dengan Yayasan Jantung Indonesia (YJI), menyelenggarakan tiga prosedur bagi anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB).