Tak Diperbolehkan Ujian Sebelum Bayar SPP, Siswa Resah

- Pewarta

Rabu, 27 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CIWIDEY | Kontroversinews – Sejumlah siswa kelas XI SMAN 1 Ciwidey tidak diperbolehkan mengikuti ujian penilaian tengah semester (PTS) yang digelar sekolah, Rabu (27/3) karena belum membayar uang SPP hingga Juni 2019. Mereka terlebih dahulu harus membayar iuran bulanan agar bisa mengikuti ujian sekolah tersebut.

Salah seorang orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya mengaku kesal dengan kebijakan tersebut. Mereka yang tidak diperbolehkan ujian harus memanggil orangtuanya ke sekolah untuk bertemu pihak pimpinan.

“Di sekolah ada perundingan. Akhirnya kartu peserta bisa didapat tapi syaratnya harus membuat pernyataan kesanggupan membayar SPP sampai Juni,” ujarnya, Rabu (27/3).

Ia mengungkapkan kejadian tersebut sering berulang tiap menjelang ujian UTS ataupun PTS. Pihak sekolah menurutnya menagih lebih cepat iuran SPP dengan cara menahan kartu peserta siswa.

Salah seorang wali siswa yang enggan disebutkan namanya mengalami peristiwa di sekolah yang membuat trauma. Dirinya dibentak oleh petugas tata usaha hanya karena terlambat membayar iuran SPP sekolah.

Bahkan tidak hanya itu, surat pernyataan kesanggupan membayar SPP hingga juni dilempar. “Saya malu dan tidak mau ke sekolah lagi,” katanya.

Sementara itu, sebagian siswa kelas XII yang akan melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) khawatir dan was-was tidak bisa mengikuti ujian. Sebab sekolah hanya akan memberikan kartu peserta ujian kepada siswa yang sudah melunasi SPP hingga Juni dan sisa tunggakan dana sumbangan tahunan.

Terpisah, orang tua siswa di SMAN 1 Soreang mengeluhkan kebijakan menagih uang SPP dan DSP ketika hendak ujian. Pihak sekolah mewajibkan membayar lunas tunggakan dan jika belum membayar SPP maka kartu peserta ujian ditahan pihak sekolah.

“Ini berdampak negatif pada mental anak sehingga tidak mau makan dan belajar. Anak-anak merasa malu sama teman-temannya,” katanya. Dirinya berharap pihak sekolah memberitahukan mengenai tagihan iuran SPP melalui surat dan tidak disampaikan saat siswa akan ujian dan diumumkan.

Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon , Kepala Sekolah SMAN Ciwidey Drs. H. Taufik Rancmat dan Kepala Sekolah SMAN 1 Soreang H. Usep tidak menjawab. (Lily Setiadarma)

Berita Terkait

Kolaborasi Pentahelix, Bupati Bandung Gerak Cepat Tangani Persoalan Banjir Cidawolong Majalaya
Bupati Kang DS Targetkan Percepatan Pembuatan 10.000 Sertifikat Hak Atas Tanah Masjid dan Madrasah Selesai Tahun Ini
Inspektorat: Launching Program Cinta Desa, Aplikasi WBS dan SIMPRODAS Dukung 100 Hari Kerja Bupati Bandung
Mobil Dinas Kadisdikbud Indramayu Terlihat Di Jalan Tol Saat Hari Minggu, Tidak Tahu Aturan Apa Sengaja Melawan Aturan
SMKN 3 Baleendah Hendra Hermansyah: Kalau ada Cashback Dalam Siplah itu Gratifikasi, Harus Ditindak Tegas
Bupati Bandung Gerak Cepat Atasi Banjir Dayeuhkolot, Ini Respon Positif Warga Dayeuhkolot
Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb Buka Grand Final Pemilihan Duta Pajak 2025
*Tingkatkan Pelayanan Masyarakat, Bupati Bandung Ground Breaking Revitalisasi Kantor Kecamatan Baleendah*

Berita Terkait

Jumat, 9 Mei 2025 - 15:55

Kolaborasi Pentahelix, Bupati Bandung Gerak Cepat Tangani Persoalan Banjir Cidawolong Majalaya

Jumat, 9 Mei 2025 - 10:44

Bupati Kang DS Targetkan Percepatan Pembuatan 10.000 Sertifikat Hak Atas Tanah Masjid dan Madrasah Selesai Tahun Ini

Jumat, 9 Mei 2025 - 10:40

Inspektorat: Launching Program Cinta Desa, Aplikasi WBS dan SIMPRODAS Dukung 100 Hari Kerja Bupati Bandung

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:56

SMKN 3 Baleendah Hendra Hermansyah: Kalau ada Cashback Dalam Siplah itu Gratifikasi, Harus Ditindak Tegas

Rabu, 7 Mei 2025 - 20:58

Bupati Bandung Gerak Cepat Atasi Banjir Dayeuhkolot, Ini Respon Positif Warga Dayeuhkolot

Berita Terbaru

NUSANTARA

Polres Batang Renovasi Rumah Mbah Latri di Warungasem

Jumat, 9 Mei 2025 - 10:28