Tes CPNS dan PPPK 2021 Masuk Tahap Pemberkasan, RSUD Otista Soreang Kebanjiran Pemohon MCU

- Pewarta

Selasa, 11 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gedung RSUD Oto Iskandar Di Nata Jln. Raya Gading Tutuka  Kp. Cincin Kolot  Kecamatan Soreang.  Photo - Lee.

Gedung RSUD Oto Iskandar Di Nata Jln. Raya Gading Tutuka Kp. Cincin Kolot Kecamatan Soreang. Photo - Lee.

SOREANG Kontroversinews.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang atau yang sekarang dikenal dengan RSUD Oto Iskandar Di Nata kebanjiran permohonan pemeriksaan kesehatan dari pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Diketahui saat ini rekrutmen CPNS dan PPPK tahun 2021 tengah memasuki tahapan pemberkasan dokumen untuk pengusulan Nomor Induk Pegawai (NIP), dimana salah satu syaratnya adalah dokumen kesehatan.

Direktur RSUD Soreang, dr. Riantini mengatakan hingga saat ini ada 320 pemohon pemeriksaan kesehatan dari pelamar PPPK dan 58 orang pelamar CPNS. Kata Riantini, pemeriksaan kesehatan atau Medical Check Up (MCU) ini memerlukan proses yang cukup panjang. Katanya, jika ditambah dengan pemeriksaan kejiwaan maka bisa memerlukan waktu selama dua hari.

“MCU biasanya dua hari kalau dengan MMPI atau tes kejiwaan, tapi kalau tanpa MMPI memang satu hari. Tapi kan hasilnya itu harus direkap dulu, nanti dalam bentuk rekapan baru bisa diberikan,” ujar Riantini saat dihubungi via telepon, Selasa (11/1).

Dijelaskan Riantini, MCU itu memiliki perbedaan dengan pemeriksaan ke poliklinik. Karena dalam proses pemeriksaannya itu harus ke dokter mata, THT, gigi dan terakhir penyakit dalam. Selain itu ada juga pemeriksaan radiologi hingga proses pengambilan darah.

“Jadi pemeriksaannya kan banyak, memang prosedurnya seperti itu, namanya juga medical check up jadi keseluruhan,” katanya.

Terkait dengan biaya, kata Riantini, ada sejumlah paket pembiayaan MCU. Dari mulai 200 ribuan hingga 600 ribuan. Sementara itu mengenai alat laboratorium, kata Riantini, ada dua yaitu di ruang laboratorium dan IGD.

“Alat pemeriksaan itu kan macam-macam, ada pemeriksaan kimia dan sebagainya, kebetulan kan yang diperiksa setiap hari itu banyak, jadi kalau ada kerusakan itu wajar dan ternyata diperbaikinya cepat dan sudah bisa,” tutur Riantini.

“Alatnya bukan berarti minim, samalah seperti komputer, kalau dipakai ada kendalanya,” pungkasnya.

Berita Terkait

Bupati Bandung Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Program Kampung Bedas dan Simpel Bedas
Berlibur di Dusun Stroberi, Menikmati Keindahan Alam Sambil Memetik Sendiri Buah Stroberi
LPKN Soroti Dugaan Ketidaksesuaian Pelaksanaan Revitalisasi PKBM Atta Awun
SMSI Gelar Jumat Berkah, Bagikan 50 Paket Lebih Nasi Padang Ke Dhuafa, Ojeg dan Penjaga Perlintasan Rel Kereta Api
Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah
Dadang Supriatna Tuai Pujian, Program MBG Bandung Dianggap Sukses
Dugaan Monopoli Revitalisasi di SMAN 1 Asjap, Kepala Sekolah Bungkam Saat Diminta Klarifikasi
KARNAVAL BUDAYA HARUS SESUAI INSTRUKSI KEMENDAGRI
Tag :

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 18:39

Bupati Bandung Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Program Kampung Bedas dan Simpel Bedas

Senin, 6 Oktober 2025 - 18:38

Berlibur di Dusun Stroberi, Menikmati Keindahan Alam Sambil Memetik Sendiri Buah Stroberi

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 15:04

LPKN Soroti Dugaan Ketidaksesuaian Pelaksanaan Revitalisasi PKBM Atta Awun

Jumat, 3 Oktober 2025 - 17:41

Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah

Jumat, 3 Oktober 2025 - 15:21

Dadang Supriatna Tuai Pujian, Program MBG Bandung Dianggap Sukses

Berita Terbaru