- Pewarta

Kamis, 29 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto: (reformata.com)

Samosir kontroversinews.

Proyek raksasa pembangunan patung Yesus di bukit Sibea bea Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara menuai masalah.Meski pembangunan  patung setinggi 61 meter di areal seluas 15 hektar itu terus berjalan, namun ahli waris dari keturunan (pomparan) Op Tahioloan Pasaribu di Desa Janjimartahan akan terus melawan hingga tetesan darah penghabisan,kamis 29/10/20. 

Keluarga besar Pasaribu Janjimartahan yang berada di perantauan diantaranya Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Tangerang, Bali serta Medan bersatu kokoh menolak keras  pembangunan Patung  Yesus.Dikarenakan lahan itu adalah milik nenak moyang mereka sejak lebih kurang 200 tahun lalu.  Lahan seluas 15 hektar itu diduga diambil alih Yayasan Jadilah Terang Danau Toba (JTDT) sebagai pelaksana pembangunan, tanpa persetujuan dari keluarga besar Pasaribu Janjimartahan. Diduga kuat pengambil alihan lahan itu dilakukan secara tak resmi dan cacat hukum. dan Ada ketidak jujuran yang mengkristal di sana.

Menurut keterangan beberapa keluarga besar Pasaribu Janjimartahan mengaku kalau pihak Yayasan JTDT telah “merampok” tanah nenek moyang mereka. Ahli waris keluarga besar Pasaribu sama sekali tidak ada menyerahkan lahan untuk pembangunan patung Yesus, namun tiba tiba Yayasan JTDT menguasai lahan itu.

Aksi Unjuk rasa penolakan pembangunan patung Yesus
“Keturunan Op. Tahioloan Pasaribu yang diperkirakan mencapai  ribuan orang, belum pernah bermusyawarah secara langsung dengan JTDT untuk penyerahan tanah ulayat atau adat. Tiba-tiba saja kawasan perbukitan itu dikuasai JTDT dengan dalih telah diserahkan segelintir orang. Apa apaan ini ? ada yang berani beraninya bermain dengan mengatas namakan agama dibelakangnya. Kami keluarga Pasaribu jelas keberatan dan akan terus menempuh jalur hukum”  ujar perwakilan Pasaribu ini. “Kami juga sudah pernah  melakukan upaya untuk merebut kembali tanah warisan leluhur kami itu dengan menutup jalan masuk ke kawasan perbukitan  dengan kawat berduri. Mengadu sekaligus meminta Pemerintah Kabupaten Samosir agar tidak menerbitkan perizinan di lokasi yang dipersengketakan dengan JTDT. Demo penolakan pembangunan Patung Yesus juga sudah digelar pada Minggu (17/6/2018) tahun lalu. Akan tetapi tak satu pihak pun yang medengar teriakan kami. Kami merasa keturunan Op Tahioloan telah diadu domba oleh yayasan JTDT. Dipastikan ada oknum oknum orang kuat yang berdiri di belakang yayasan JTDT.”

JTDT mengesankan seolah olah tanah kami telah diserahkan, padahal hal itu tak pernah dilakukan. Sangat meyakitkan sekali tanah nenek moyang kami diambil paksa oleh orang orang yang  mengesampingkan kejujuran” cetus perwakilan Pasaribu Janjimartahan yang mengaku bernama US Pasaribu ini. Menurutnya, JTDT telah  mencoba membenturkan warga Desa Janjimartahan dengan warga desa tetangga Kecamatan Harian. JTDT mengesankan bahwa pemilik tanah ulayat  marga Pasaribu itu  seolah warga desa tetangga di Kecamatan Harian.

Berbagai  cara licik mereka bangun, dengan membuat berita acara penyerahan kuasa dari Kepala Desa Janji Martahan Patam Pasaribu kepada Ketua Pembina Yayasan Jadilah Terang Danau Toba, Sudung Situmorang SH MH. Penyerahan pada Oktober 2017 tahun lalu itu disebutkan dihadiri Muspika Harian. Diantaranya Kepala Desa Janjimartahan, Kepala Desa Turpuk Sihotang, Kepala Desa Turpuk Sagala, Kepala Desa Turpuk Malau, Kepala Desa Turpuk Limbong, Kepala Desa Sosor dolok dan Rajabius/tokoh masyarakat. Padahal, lahan itu adalah tanah  ulayat  marga Pasaribu Janjimartahan, yakni warisan keturunan Op Tahioloan”

Apa dan bagai mana sebenarnya masalah lahan pembangunan patung Yesus yang cukup pelik ini, belum diketahui secara jelas. Mengingat tak satu pun pihak dari yayasan JTDT yang bisa dikonfirmasi wartawan.(ps)

Berita Terkait

Bupati Kunjungi Warga Penderita Kanker Usus
100 Persen Terbentuk, Kopdes Merah Putih Brebes Jalin Kontak Bisnis
Cirebon Festival 2025 Resmi Dibuka, Wali Kota: Panggung Sinergi Budaya dan Ekonomi Rakyat
Wabup Tuti hadiri Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2025
Tersedia Ratusan Loker, Disnaker Kabupaten Bandung Gelar Spirit Bedas Job Fair di Kecamatan Rancaekek
Tekan Angka Pengangguran, Disnaker Kabupaten Bandung Gelar Job Fair Spirit Bedas 2025 di Cilengkrang
Dukung Sultan Sepuh, Ketua Gibas Sebut Pendopo Cocok Jadi Pusat Budaya Kuningan
Bupati dan Kejari Indramayu Diminta Awasi Proyek IPAL yang Sarat Dugaan Pelanggaran

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 09:26

100 Persen Terbentuk, Kopdes Merah Putih Brebes Jalin Kontak Bisnis

Sabtu, 28 Juni 2025 - 09:25

Cirebon Festival 2025 Resmi Dibuka, Wali Kota: Panggung Sinergi Budaya dan Ekonomi Rakyat

Jumat, 27 Juni 2025 - 19:27

Wabup Tuti hadiri Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2025

Jumat, 27 Juni 2025 - 19:25

Tersedia Ratusan Loker, Disnaker Kabupaten Bandung Gelar Spirit Bedas Job Fair di Kecamatan Rancaekek

Jumat, 27 Juni 2025 - 19:24

Tekan Angka Pengangguran, Disnaker Kabupaten Bandung Gelar Job Fair Spirit Bedas 2025 di Cilengkrang

Berita Terbaru