Riau | Kontroversinews.-Sungguh kecewa dan kesal Nurcahaya br. Tambunan dan Suaminya Butar-butar atas diagnosa Rumah Sakit sekelas St. Maria yang sudah cukup mentereng di kota Pekanbaru. Kekecewaan Suami isteri ini bermula pada tanggal 26 Februari 2020 sedikit mengalami pendaraan isterinya Nurcahaya, karena mereka bukan warga pekan baru mereka berobat menggunakan bayar tunai bukan bpjs.tiba di Rumah Sakit st. Maria pukul 15 sore hari dan pada pukul 21 malam baru di periksa dr. Ahli kandungan dr. Lusi buka praktek si rumah sakit tersebut, sesuai sop di rumah sakit pasien di sarankan untuk rawat inap menunggu hasil lab, maka pasien Nurcahaya rencana di inapkan di lantai 3 khusus ibu persalinan.
Setelah menunggu berjam-jam Hasil lap dan USG Rumah Sakit St.Maria Nurcahaya boru Tambunan di nyatakan positif(+) Hamil. Sementara kedua Suami isteri ini sangat senang, namun pendarahan yang di alami nurcahaya tidak berhenti, ada kecurigaan dan tanda-tanda kehamilian juga tidak dirasakan oleh isteri Butar-butar.. Ditambah pelayanan kurang memadai dirasakan oleh Suami isteri ini,maka mereka minta pindah rumah sakit lain dan di hitung biaya selama 7 jam di rumah sakit di kenakan biaya 1.8 juta dan mereka pasrah..
Kedua Suami isteri ini ada yang sarankan langsung berobat ke rumah sakit Andini dijalan Tuanku Tambusai di rumah sakit Andini Nurcahaya di periksa dan menunggu hampir 3 jam hasil nya Nurcahaya bukan hamil alias Negative(-) dan biaya perobatan Rp. 300.000 (tiga ratus ribu rupiah?)dan langsung diperbolehkan pulang. Tidak usah di rawat inap. Alangkah sok nya mereka dengan hasil lab rumah sakit yang berbeda. Karena merasa tertipu dengan hasil lap St. Maria dan biaya tinggi kedua suami isteri ini kembali ke St maria komplin dan minta pertanggung jawaban hasil lab yang di keluarkan rumahsakit st. Maria, namun pihak rumah sakit tetap ngotot bahwa si Nurcahaya adalah positip (+)maka terjadi lah keributan kecil di antara suami istri dengan pihak rumah sakit.
Dalam pertemuan itu sesuai rekaman ada perkataan dari pihak rumah sakit dr. Lusi dan ibu susan akan mengembalikan sebagian biaya perobatan akan tetapi kwitansi akan di rubah dulu, karena proses di st maria dirasa bertele-tele kedua suami istri ini di dampingi wartawan majalah kontoversi news untuk konfirmasi ulang kebenaran nya, sabtu tanggal 29 feb 2020 keluargaNurcahaya dan wartwan kontroversi News menemui pimpinan Rumah sakit yang di terima oleh koordinator keperawatan ibu Linda, namun bu linda sarankan permasalahan ini bukan wewenang beliau dana sarankan kembali untuk datang pada jam kerja di hari senin. Namun pada hari minggu Nurcahaya dapat telpon katanya dr rumah sakit st. Maria menunda pertemuan tanpa alasan yang jelas.salah seorang Warga yang juga pernah beobat kecst. Maria pernah mengalami hal yang sama, salah diagnosa sakit paru-paru hasilnya sakit jantung, setelah hasil lab salah satu rumah sakit yang juga type A.
Bagaimana bisa Rumahsakit sebonafide St. Maria salah diagnosa? Hal ini sebenarnya jangan di biarkan jika ada yang di rugikan segera laporkan ke IDI cab pekanbaru dan espos ke media agar tidak terulang lagi. seperti yang di alami warga Siantar yang sedang berkunjung ke tempat keluarga di pekanbaru dan jatuh sakit sangat kecewa dengan tindakan rumah sakit yang bersimbol agama. Apakah hal ini persoalan biasa tanpa penyelesaian yang baik? (David)