“Kalau tiroid itu, salaman, tangannya basah atau lembab dan tremor. Pasien jantung enggak ada (tremor),” tuturnya lagi.
Berbeda dengan penyakit jantung, biasanya gejala penyertanya meliputi cepat lelah, jantung berdebar, hingga sulit napas saat tidur berbaring. Sementara itu, banyak penderita pembesaran tiroid biasanya muncul tanpa gejala, sehingga sulit dirasakan oleh pasien.
Sebagian besar bersifat jinak dan tidak membutuhkan pengobatan khusus, namun jika sudah terjadi gejala penekanan atau masalah kosmetik maka pasien perlu segera mendapat penanganan dokter. Bethsaida Hospital memiliki Diabetic, Endocrine, Metabolic & Thyroid Center untuk menegakkan diagnosa dan terapi kasus diabetes dan tiroid secara komprehensif.
“Saat ini sudah dikembangkan tindakan minimal invasif tanpa operasi untuk menghilangkan pembesaran kelenjar tiroid jinak yaitu dengan Radio Frequency Ablietion (RFA) dan Percutaneous Ethanol injection Ablation (PEIA) tergantung tumornya padat atau berbentuk kista.
Dengan prosedur RFA untuk tumor jinak tiroid maka benjolan tiroid dapat berkurang antara 47,7% -96,9%,” ujar dokter Rochis. Terapi RFA tidak membutuhkan Sayatan dan hanya menggunakan pembiusan lokal, sehingga pasien lebih nyaman, aman dan persiapan untuk tindakan juga jauh lebih sederhana. Lama tindakan kurang lebih 1 jam dengan masa observasi setelah tindakan antara 10-12 jam. Efek Samping yang mungkin terjadi adalah rasa nyeri, panas atau bengkak di leher yang sebagian besar akan sembuh sendiri tanpa memerlukan obat.