JAKARTA (Kontroversinews.com) – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, mengakui pengiriman bantuan logistik kepada korban yang terdampak banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) terkendala kondisi geografis.
Karena cuaca ekstrem, bantuan logistik belum bisa dikirim melalui angkutan laut ke Pulau Adonara. “Apakah nanti akan menggunakan pesawat atau heli, nanti akan kami sampaikan selanjutnya,” ungkapnya.
Dia menambahkan, tantangan terberat lainnya adalah mengevakuasi dengan memanfaatkan alat-alat berat. Ditanya apakah pemerintah sudah menetapkan status bencana di Flores Timur, Raditya mengatakan, sejauh ini belum ada informasi tentang hal itu.
“Mungkin akan ditetapkan statusnya, tapi kita lihat dulu perkembangannya,” katanya.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai Senin (5/4/2021) banjir bandang dan longsor yang melanda Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan setidaknya 68 orang meninggal dan 14 orang lainnya masih dalam pencarian.
Sementara di Kabupaten Lembata hingga Senin (5/4/2021) pukul 14.00 WIB, banjir bandang menewaskan 11 warga dan 16 lainnya hilang.
Situs Basarnas menyebutkan, tim SAR gabungan pada hari kedua mengevakuasi puluhan jenazah di Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, angka-angka itu masih akan terus berkembang.