“Dan yang terpenting adalah, Mas Nadiem ketemu Bu Mega sudah seizin dan sepengetahuan Pak Jokowi belum? Nah kalau belum, di politik bahasanya bisa berbeda antara silaturahmi dengan pertemuan politik,” ucapnua.
Soal isi pertemuan, Hensat menilai bisa saja seputar pesan Mega kepada Nadiem untuk meluruskan sejarah tahun 1965. Namun, melihat kondisi politik saat ini yang hangat dengan isu reshuffle, pertemuan dengan Megawati bisa jadi blunder politik Nadiem Makarim.
“Ya jadi Mas Nadiem harus hati-hati walaupun mungkin saja pembicaraannya seputar arahan Bu Mega kepada Mas Nadiem untuk meluruskan sejarah tahun 1965,” sebut Hensat.
“Nah tapi, dengan situsi politik saat ini, ada isu reshuffle, kemudian ada keinginan banyak pihak agar Mas Nadiem diganti, pertemuan dengan Ibu Mega itu bisa jadi blunder politik juga dan saya yakin Bu Mega juga nggak suka tuh ada konflik antara dirinya dengan Pak Jokowi,” sambungnya.
Nadiem pun diingatkan oleh Hensat agar berhati-hati ke depannya.
“Pasti sebagai yang pernah menjabat sebagai presiden, Ibu Mega mengerti pasti bahwa kalau masalah jabatan menteri itu prerogatif presiden, jadi musti hati-hati Mas Nadiem. Dan mungkin bisa jadi siap-siap,” imbuhnya.
Nadiem Makarim sebelumnya disorot di tengah isu reshuffle kabinet. Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira menyinggung kemungkinan ada pihak yang mengincar kursi Nadiem Makarim.
“Rumor, mungkin ada yang sedang ngincar kursi itu,” kata Andreas Hugo kepada wartawan yang dilansir dari Detikcom, Rabu (21/4). Andreas menjawab pertanyaan soal sejumlah kritik ke Nadiem Makarim.***AS