Dugaan Main Mata Warnai Proses Perijinan Tower Selular

oleh
oleh

Kab. Kuningan | Kontroversinews-Lagi dan lagi,kasus dugaan main mata pihak kepala desa dan owner tower kembali muncul.kali ini dugaan tersebut diisyaratkan kepada Kepala Desa (kades)/kuwu Desa Tenjolayar Kec.Pancalang Kab.Kuningan Propinsi Jawa Barat yang bernama Sujaeri,dugaan itu bermula saat desa tenjolayar dijadikan lokasi penempatan dan pembangunan tower/menara milik telkomsel,namun belum mengantongi IMB dan ijin-ijin yang lain dari badan pelayanan perijinan terpadu kabupaten kuningan maupun dishub dengan otorita bandaranya,hal ini menguat karena ketika dikonfirmasi oleh wartawan media ini beserta kawan-kawannya dari media yang berbeda pada 13-mei-2020 lalu.

Kades Sujaeri mengatakan bahwa proyek pembangunan tower tersebut sudah berhenti tidaklah benar.karena dari hasil penelusuran,proyek tersebut masih berjalan.dan entah apa penyebabnya,setelah konfirmasi hari itu dengan kades sujaeri.salahsatu teman wartawan media ini mendapat telpon dari orang yang tidak mau disebutkan namanya disini,bahwa anak dari kades sujaeri ini adalah anggota salahsatu ormas besar dikabupaten kuningan.dan menurut sipenelpon,kalau anak kades sujaeri yang anggota ormas tersebut merasa tersinggung dengan adanya wartawan yang memberhentikan proyek tower,yang padahal baik wartawan media ini dan 2 temannya tidak ada satupun merasa memberhentikan proyek tower tersebut.yang ada bahasa camat pancalang kalau dia (camat pancalang,red) akan menutup proyek tower itu saat dikunjungi wartawan media ini bersama dua temannya seusai klarifikasi dengan kepala desa tenjolayar sujaeri,atas dasar telpon tadi.wartawan media ini kembali meminta klarifikasi kepada kades sujaeri lewat chatting whatsapp,dan mendapatkan jawaban.”saya akan memberikan klarifikasi kepada bapak,hari rabu 13 mei 2020 jam +/- 11.25.pak mulyana ,pak budi dan 1 orangnya saya lupa namanya ingin bersilaturahmi dengan saya.pak mulyana dari tabloid kpk yg selalu mewawancarai saya : diantaranya

1katanya didesa ini ada pembangunan tower,dijawab ada.
2 tower apa dan ketinggian berapa ,dijawab telkomsel/twr bersama dan +/- 52 m
3 dengan warga sekitar dapat izin / tdk ada masalah ,dijawab tdk ada masalah direstui.
4 dengan warga sekitar dapat konvensasi berapa,dijawab saya dengar sekitar 700 rb s/d 1jt.
5 desa dpt konvensasi brp ,dijawab Tidak ,dan saya bilang minta tolong bantu untuk karang taruna saja,kemungkinan sth ada twr tersebut warga tenjolar bisa menimati sinyal baik
6 untuk bahan perizinan bagaimana,dijawab dari desa ,camat,kapolsek dan koramil ada yg urus.
7 surat perizinan /imb sdh terbit blm ,dijawab blm,maka pada hari senin 11 mei 2020 dari pemerintahan desa Tenjolayar menghentikan pembangunan tsbt,setelah itu kami tdk monitor kembali perkiraan kami pada hari rabu masih stop seperti semula dihentikan.

Maka saya bilang ke pak mulyana dari tabloid kpk saat ini proyeknya masih distop.
Menurut saya itu kesalah ketua pelaksana yg tdk patuh ,setelah itu saya selusuri pelaksana diintruksikan sama pimpinannya suruh dilanjut karna sdh mendapatkan bukti pengurusan imb.
Pak mhn maaf saya baru sempat balas wa dari bapak ,untuk menghindari ada fitnah diantara kita sebaiknya kita bertemu dilokasi pembangunan tower kapan bapak ada waktu, yg saya anggap kurang pas dari pak budi diantaranya:
1 nama saya disamarkan kenapa bukan nama sebenarnya
2 saya diduga sdh main mata ,seharusnya jelaskan dengan siapa .
3 diduga karna kemarin pak budi ngajak ketemuan kembali dengan saya.” ucap sujaeri.
Namun saat ditanya bisakah lihat photo surat IMB,kades sujaeri mengirim photo kertas penerimaan berkas yang tertanggal 14-mei dan berisi masih dalam proses.dan tidak menjawab perihal berapa besaran konpensasi untuk karangtaruna juga siapa nama asli kades,hal ini mengundang tanda tanya besar.apakah hanya dugaan main mata yang pantas untuk menyebut
kades yang terlihat seperti kurang tegas,atau adakah unsur lain.

Sementara dihubungi diwaktu yang berbeda via sambungan selullarnya,camat pancalang deni hanya memberikan nomer-nomer telpon yang salah satunya adalah nomer telpon berphoto profil seseorang dengan mengenakan seragam serta background yang identik dengan salahsatu ormas besar yang sama diikuti oleh anak kades sujaeri sambil berkomentar “barangkali butuh orang lapangan juga”.dan ketika ditanya wartawan media ini dari institusi mana orang lapangan tersebut serta apa maksudnya,camat pancalang deni hanya menjawab “Iya yg ngerjain itu kemarin ketemu pas survey mangga kalo masalah lapangan hub dia” ujar camat deni.namun ketika disinggung tentang bahasa ngerjain tuh ngerjain pembuatan tower atau apamya,camat pancalang deni tidak menjawab. (BUDI H-KUSYADI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *