Dispar Samosir Fasilitasi Saturday Night Culture Muda-mudi Tuk-tuk.

oleh
oleh

Samosir | Kontroversinews.-Even Saturday Night Culture yang digelar muda-mudi Tuk-tuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir secara patungan untuk biaya sewa peralatan dan sebagainya akhirnya mendapat sokongan dana dari Dinas Pariwisata. Acara yang digelar 3 kali sebulan sebagai upaya merawat dan melestarikan budaya Batak sekaligus membangkitkan tingkat kunjungan wisatawan akibat sedikitnya even yang digelar kawasan Danau Toba itu digelar Karang Taruna Tuk-tuk Siadong, berkolaborasi dengan Komunitas Habonaran, yang diadakan secara swadaya.

“Kita sudah diberikan bantuan fasilitas berupa gedung kesenian, biaya renovasi dan promosi oleh Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Pariwisata,” kata Ketua Komunitas Habonaran, Rimjoy Sidabutar, kepada medanbisnisdaily.com, Selasa 19/3/19.

Dijelaskan, namun untuk fasilitas alat-alat musik yang dibutuhkan, masih tahap permohonan. “Kalau untuk alat musik, tahun ini belum bisa dianggarkan, tapi akan dibuat permohonan berupa proposal supaya alat-alat dilengkapi. Dinas Pariwisata Samosir sebagai pendukung utama even, lagi proses menarik perhatian sponsor,” terang Rimjoy Sidabutar.

Sebelumnya, Ketua Karang Taruna Tuk-tuk Siadong, Hasalan M Manurung selaku inisiator even, kepada  Sabtu media kontroversinews mengatakan, kegiatan itu terselenggara atas biaya patungan dan modal pinjam semua peralatan musik, seperti tagading, garantung, kecapi, seruling bambu, gong, gitar akustik, bahkan soundsystem.

“Saat ini kita masih pinjam semua peralatan dan modal patungan. Tapi ini akan berjalan terus. Timbulnya pemikiran ini, dimana mulai berkurangnya aktivitas dan hiburan di Tuk-tuk. Padahal, setiap daerah wisata di dunia, harus ada night market (pasar malam) nya,” kata Halasan Manurung saat disambangi kontroversinews di Gedung Dekranasda, Tuk-tuk Siadong, sedang dalam persiapan menuju ketigakalinya even berlangsung.

Ketika itu, Ia juga menyampaikan, even itu mereka laksanakan, juga sebagai upaya meningkatkan perekonomian warga sekitar dan sekaligus sebagai sarana bagi anak-anak muda untuk mengingat, serta mencintai adat budayanya.

“Melalui kegiatan ini, kita ajak anak-anak muda untuk merawat adat budaya Batak. Tujuan berikutnya, tentu sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian warga, karena kedepan, kita juga akan menyediakan food court (tempat makan yang terdiri dari gerai-gerai (counters) makanan yang menawarkan aneka menu yang variatif),” ucap Halasan Manurung.

Dijelaskan, setiap malam minggu even digelar, akan menampilkan Batak tradisional dance, vokal grup, dan live akustik band dengan lagu-lagu standar internasional.

Dan kegiatan yang sudah berlangsung 2 kali, sambung Hasalan, sudah dikunjungi atau disaksikan ratusan pengunjung lokal dan mancanegara yang terselenggara berkat modal patungan uang sebesar Rp 300.000 per orang oleh kurang lebih 10 orang personel.(ps)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *