Apabila kondisi tubuh memungkinkan, dokter bisa saja meresepkan obat diet pada akhir konsultasi pertama.
Ada tiga obat penurun berat badan yang paling banyak diresepkan di klinik dan rumah sakit dokter umum di Singapura. Di antaranya, Phentermine, orlistat, dan liraglutide.
Cara kerja obat phentermine untuk menekan napsu makan. Bentuk obat dalam bentuk tablet yang dulunya merupakan komponen dalam kombinasi obat penurun berat badan yang sangat populer yang dikenal sebagai fen-phen (“fen” dari fenfluramine dan “phen” dari phentermine) pada 1990-an.
Sedangkan orlistat berupa tablet oral yang bekerja dengan menghambat fungsi lipase, enzim pencernaan yang memecah lemak makanan untuk digunakan atau disimpan.
Ketika dikonsumsi dengan makanan, sekitar 25 persen dari lemak yang masuk dalam tubuh tidak dipecah, melainkan dihilangkan melalui buang air besar.
Orlistat direkomendasikan untuk pasien yang mungkin memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi atau penyakit jantung. Obat itu juga digunakan setelah penurunan berat badan tercapai, fengan tujuan menjaga berat badan.
Berbeda dengan dua obat sebelumnya, liraglutide harus disuntikkan setiap hari. Obat itu bekerja dengan membantu pankreas melepaskan jumlah insulin yang tepat dan memindahkan gula ke jaringan untuk digunakan sebagai energi.
Suntikan obat itu juga untuk memperlambat pengosongan lambung dan dapat menurunkan napsu makan. Namun, liraglutide hanya diresepkan untuk pasien diabetes tipe 2.
Tetapi, apakah obat diet itu berhasil dalam menurunkan berat badan?
Berdasarkan studi di Singapura yang mengamati penurunan berat badan selama 6 sampai 12 bulan, sebanyak 70 persen pasien yang diberi obat mengalami penurunan berat badan yang efektif, dibandingkan 5 persen pada kelompok plasebo, kata Dr Shariff.
“Sesuai kebanyakan kondisi, manajemen berat badan tidak dapat hanya mengandalkan obat-obatan, dan seringkali, membutuhkan pola makan sehat dan olahraga juga,” ujar Shariff.
Deny