KOTA CIREBON, (Kontroversinews).– Sekolah Dasar Negeri Grenjeng Kota Cirebon, mengadakan acara HUT ke 49 tahun sekaligus memperingati maulid nabi Muhammad Saw dengan mengusung tema menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia berbudi luhur dan semakin “NGEJRENG” (21/09/24)
Acara tersebut diisi tausiah dari ustad H.Asep Syaefurrachman SAg.Mpdi, peserta didik merasa terharu saat mendengarkan tausiah yang disampaikan. Dalam tausiyah nya ustad Asep juga memberikan nasehat kepada anak-anak untuk introspeksi diri, gimana caranya anak-anak bisa berbakti sama orang tua serta membentuk karakter ke hal yang positif dari meneladani sifat Nabi Muhammad SAW.
Kepala sekolah SDN Grenjeng Jajat Sudrajat SPd.I MPd ditemui awak media patrolinews86.com diruang kerja nya memaparkan bahwa acara tersebut Alhamdulillah dihadiri Ketua Komite Sekolah H.Ahmad Fauzi, Feri Aprianto (Perwil), Siti Maizani (Pengawas PAI), kepala sekolah Se gugus 3 Kota Cirebon sementara perwakilan dari K3S tidak bisa hadir dikarena kan ada agenda yang sama ditempat lain.
Sebelum acara puncak hari ini, diadakan acara jalan santai yang diikuti oleh peserta didik, orang tua dan guru beserta staf SDN Grenjeng.
Ada juga kegiatan Perjusa (Perkemahan Jum’at -sabtu) untuk kelas 4,5 dan 6 dan Persari (Perkemahan sehari) untuk kelas 1,2 dan 3.
Dalam kegiatan Perjusa dan Persari, anak-anak diajarkan untuk kemandirian anak dalam hal kreatifitas dan gotong royong
Ditambahkan Jajat, kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari anak-anak untuk berani tampil diajang kreasi. Mereka menampilkan tarian seni dll yang sangat luar biasa, kami dari pihak sekolah tidak melihat bagus atau tidak nya penampilan Meraka. Asal mereka berani tampil sudah cukup
Dengan begitu, kepercayaan diri anak-anak semakin baik. Siapa tau mereka ada yang berbakat sehingga kami dari pihak sekolah bisa membantu mengembangkan bakat-bakat mereka.
Ada juga kegiatan sosial, SDN Grenjeng Peduli para orang tua siswa beserta komite bekerja sama untuk mengumpulkan paket sembako dan membagikan ke keluarga disekitar sekolah yang kurang mampu. Khususnya para jompo dan anak-anak yatim, ungkap Jajat. (Dedi)
