Menurut Dewi, sebenarnya RSUD Al Ihsan sudah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk pelayanan penyakit jantung, termasuk sumber daya manusianya. Bahkan pada tahun 2022, kata Dewi, bedah toraks bisa tersedia di RSUD Al Ihsan.
“Dengan demikian, pelayanan lengkap jantung bisa terwujud di RSUD Al Ihsan,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Nina Susana Dewi mengapresiasi peluncuran hotline konsultasi penyakit jantung oleh RSUD Al Ihsan, yang bisa dimanfaatkan oleh para tenaga kesehatan.
Nina menambahkan dengan adanya layanan hotline ini, diharapkan dapat meningkatkan percepatan penanganan penyakit jantung di tingkat puskesmas dan bisa bersifat multi pelayanan. Para tenaga kesehatan di puskesmas, lanjut Nina, harus memahami juga upaya pencegahan penyakit jantung. Selanjutnya, dengan adanya hotline ini, diharapkan RSUD Al Ihsan menjadi salah satu rumah sakit rujukan nasional kelas A.
“Urusan jantung sangat penting. Itu karena (penyakit jantung) penyebab kematian pertama di dunia. Ini bukan hal ringan, dan harus menjadi perhatian kita bersama. 15 dari 1.000 orang memiliki riwayat penyakit ini,” ungkap Nina.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana Purnami mengatakan pada masa pandemi ini, angka kematian pasien Covid 19 yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) penyakit jantung paling tinggi, mencapai hampir 73 persen. Dengan adanya layanan yang diluncurkan RSUD Al Ihsan ini, diungkapkan Grace, diharapkan menjadi wadah konsultasi secara digital dalam hal penanganan penyakit jantung.
“Dengan perkembangan teknologi yang cepat dan tepat, sangat memungkinkan melakukan konsultasi secara digital,” pungkas Grace.