Mengunyah es jadi tanda kondisi kesehatan mental
Melansir dari The Conversation, ketika seseorang tidak bisa berhenti makan es secara kompulsif, itu dikenal sebagai “pagophagia”. Pagophagia bisa menjadi tanda peringatan kondisi kesehatan, menurut Healthline.
Kadang-kadang, ini terlihat pada orang dengan anemia defisiensi zat besi, ketika darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat.
Para ilmuwan tidak tahu mengapa, tetapi teori bahwa mengunyah es adalah pereda gejala, mengirim lebih banyak oksigen ke otak pada mereka yang menderita gejala seperti kelelahan.
Pagophagia juga bisa menjadi hasil dari pica – gangguan makan yang memaksa orang untuk makan hal-hal yang tidak dianggap makanan, seperti es, debu, atau rambut.
Cooke lantas menganjurkan cara menghindari kebiasaan mengunyah es batu.
1. Lelehkan es di mulut
Alih-alih mengunyah es batu, cobalah menahannya di mulut Anda dan membiarkannya meleleh.
Sensasi sejuk dan kesegaran yang memuaskan akan bertahan lebih lama. Dan itu tidak akan merusak gigi atau gusi Anda.
2. Berhenti mengonsumsi es
Anda juga bisa melewatkan es sama sekali. Jika tidak ada di gelas Anda, maka tidak ada godaan.
Selain mencegah kerusakan pada gigi, Anda juga dapat menghindari bakteri yang dapat berlama-lama di pembuat es.
3. Pertimbangkan alternatif yang lebih lembut
Mengganti es batu biasa dengan jenis es yang lebih lembut, seperti es serut, dapat membantu.
Namun, cobalah untuk membatasi atau menghindari es dengan rasa karena mengandung banyak gula, yang tidak baik untuk gigi Anda.
4. Makan sesuatu yang lebih sehat
Makan wortel mentah, irisan apel atau buah dan sayuran segar lainnya bisa membantu.