Contoh kasus, kata dia, saat terjadi krisis tenaga medis di Surabaya, sebab secara khusus dokter di Jawa Timur pada saat itu mengalami ketakutan yang luar biasa.
“Saya koordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 hingga akhirnya kami mengambil keputusan dari pusat memberikan 25 orang dokter. Akan kami terus sediakan untuk ‘backup’ Satgas Penanganan COVID-19,” katanya.
Daeng menambahkan, pada saat terjadi lonjakan kasus yang berlangsung Februari 2021, ada 59 kasus berat fase tiga yang dialami dokter COVID-19.
“Biasanya 80 persen pasien kasus berat fase tiga kalau tanpa penanganan khusus bisa meninggal. Tapi dari 59 kasus itu, 50 orang dokter berhasil diselamatkan,” katanya pada Antara.
“Dokter juga memiliki sisi manusia, rasa takut. Sehingga PB IDI terus memberikan semangat. Dokter banyak juga yang takut. Kami yakinkan dokter tidak sendiri, ada bidang khusus di Satgas yang memberikan perlindungan.Kami sampaikan terus, agar dokter dan nakes tidak takut berlebihan,” demikian Daeng M Faqih.***AS