Menurut dia saat itu Gally Rangga, pemilik Exodos, bercerita soal keresahan industri lokal akibat dampak pandemi COVID-19.
“Jadi kan awalnya bentuk keprihatinan terhadap UMKM lokal yang lagi turun. Itu terlihat dari statistik daya beli masyarakat yang menurun. Saya main ke Exodos, kita ngobrol dan ternyata yang anjlok itu hampir semua di lingkaran brand lokal,” kata Ridwan Kamil.
“Dari situ tim mengumpulkan 21 brand yang punya nilai seni. Ternyata macam-macam dari jaket, sepatu, helm, cincin, batik, hingga alat makan,” lanjutnya.
Ridwan Kamil kemudian meluangkan waktu untuk ikut mendesain 21 produk, diskusi bersama pemilik merek lokal untuk melahirkan produk berkualitas.
“Kebetulan saya ini kan desainer, arsitek juga. Kalau saya imbau cuma beli produk kan biasa. Saya tawarkan kepada mereka, kalau mau saya ikut mendesain, ikut mikir. Karena desain itu terapi buat saya,” katanya.
Ia mengaku senang bisa terjun langsung dalam proses desain dan membantu merek lokal berkembang.