Ari merasa bahwa pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan, dimulai dari internal objek wisata Kawah Putih, dan dari pihak eksternalnya yaitu kementerian sudah memberikan sertifikat Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) atau CHSE kepada Kawah Putih. Bahkan tes rapid antigen terhadap pengunjung secara acak juga sudah dilaksanakan.
“Indikatornya dari zona, ketika zona merah maka tutup semua. Harapannya, untuk wisata yang menerapkan prokes dengan baik, jangan sampai terkena imbas (ditutup), kita juga berharap tidak ada cluster baru di wisata makanya menjaga sekali terkait prokes,” papar Ari.
Kepala Unit Agro Wisata Walini, H. Ade Yuyun Rahayu mengatakan bahwa kebijakan menutup seluruh objek wisata yang ada di wilayah Pacira pada Minggu (16/5) membuat objek wisata mengalami kerugian. Kata Ade, seharusnya libur lebaran menjadi masa panen bagi pariwisata. Ade berharap penutupan itu tidak berlangsung lama.
“Biasanya dalam momen H+1 sampai H+10 lebaran kami panen dan omset bisa mencapai Rp1,2 miliar. Kemudian dengan adanya penyekatan jalan, berimbas terhadap resort, yang sudah booking terpaksa kami cancel, ada 24 pemesan sudah di cancel,” pungkas Ade. ( Lily Setiadarma )