Penyandang Tuna Rungu di Kabupaten Bandung, Menggelar Kajian Agama Rutin

oleh
oleh

SOREANG | Kontroversinews,- Sejumlah penyandang tuna rungu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat menggelar kajian agama rutin di Masjid Al-Fathu, Soreang, Kabupaten Bandung. Kajian penyandang tuna rungu di Kabupaten Bandung mulai bergeliat.

Kajian yang digelar itu di antaranya meliputi kajian Al-Quran Hadist dan Dakwah. Tak hanya di Kabupaten Bandung, kajian tersebut juga biasa digelar di Kota Bandung.

Abas, salah satu penerjamaah kajian penyandang tuna rungu di Kabupaten Bandung mengatakan, belajar dan memperdalam ilmu agama adalah kewajiban bagi semua umat Islam.

“Setiap bulan kami melakukan itikaf dengan beberapa orang kawan dari tuna rungu maupun yang normal, itu dilakukan dibeberapa masjid di Kota dan di Kabupaten Bandung,” kata Abas kepada wartawan , Selasa (9/7/2019).

Kajian itu, digelar selepas bada duhur di dalam masjid Al-Fathu. Seorang ustad memberi ceramah kepada para jemaah, mereka merupakan penyandang tuna rungu. Penerjemah terlihat menggerak gerakan tangan sebagai bahasa isyarat.

Sekitar 20 orang jemaah mengikuti kajian tersebut, dengan antusias mereka mendengarkan ceramah yang diterjemahkan oleh seorang penerjemah. Setiap ayat Al-Quran dan Hadist mereka cerna dengan baik.

Abas mengungkapkan, selama ini dakwah dari para penceramah untuk kalangan penyandang tuna rungu masih minim. Padahal, sebagai seorang muslim, para penyandang tuna rungu ini juga memiliki kewajiban untuk belajar dan mengamalkan ilmu agama seperti umat Islam yang dikarunia kesempurnaan fisik.

“Selama ini memang kurang atau jarang sekali ada penceramah yang mengajarkan ilmu agama khusus untuk para penyandang tuna rungu dan di Sekolah Luar Biasa (SLB) juga meskipun ada pelajaran agama namun kurang,” ungkapnya.

“Alhamdulilah setelah kami bersama-sama menggelar pengajian dan dakwah kepada teman teman tuna rungu ini, sedikit sedikit belajar mengenal Alloh SWT,” tambahnya.

Menurutnya, kajian Al-Quran dan Hadist untuk para penyandang tuna rungu ini, telah berlangsung lama. Namun memang untuk di Kabupaten Bandung sendiri belum begitu lama, karena biasanya kajian keagamaan dan dakwah ini lebih banyak dilakukan diberbagai masjid di Kota Bandung.

“Kalau di Kota Bandung sudah berlangsung lumayan lama, sedangkan di Kabupaten Bandung biasanya di Masjid Al Iklas dengan jumlah jamaah sekitar lima orang. Nah sekarang kami mencoba menggelar kajian ini di Masjid Al Fathu, semoga kawan-kawan penyandang tuna rungu mau belajar ilmu agama bersama,” pungkasnya. (Lily Setiadarma )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *