BANDUNG (Kontroversinews.com) – Memang seringkali orangtua melonggarkan aturan makanan pada anak-anaknya. Mereka cenderung longgar, yang penting si anak mau makan.
Padahal aturan makan anak seperti pengaturan jadwal atau sikap saat makan, kerap terbengkalai demi anak mau menyantap makanan yang sudah disajikan daripada tidak makan sama sekali.
Padahal, sama seperti aturan saat tidur dan aktivitas lainnya, aturan makan ternyata dapat berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang optimal anak, terutama yang di bawah usia lima tahun alias balita di masa depan.
Pengaturan saat memberi makan anak (sudah berusia di atas 6 bulan), bukan hanya soal hitungan nutrisi dan gizi seimbang. Tapi, seperti dijelaskan oleh Dr. Kanya Ayu Paramastri, SpA, Dokter Spesialis Anak, dalam teknisnya ada sederet aturan soal makan yang perlu dilakukan orang tua.
Aturan yang pertama, ialah soal pengaturan waktu. Dokter Kanya menyebutkan, orang tua harus sadar bahwa waktu memberi makan anak itu maksimal hanya selama 30 menit, sebab 30 menit itulah batas kemampuan anak untuk berkonsentrasi secara penuh.
Di atas 30 menit, anak cenderung sudah tidak bisa berkonsentrasi. Ditambah, memaksa anak untuk makan bisa membuat anak jadi trauma.
“Aturan makan itu selama 30 menit, selesai enggak selesai ya dihentikan. Enggak ada gunanya ditunggu sampai dua jam, enggak ada jaminan juga sudah ditungguin selama itu makanannya jadi habis dimakan anak,” kata Dr. Kanya belum lama ini yang telah dilansir dari laman Okezone.
Aturan kedua, ialah orang tua harus menghindari kebiasaan mengiming-imingi sesuatu pada anak hanya agar anak mau makan. Pasalnya, kebiasaan ini dikatakan Dr. Kanya hanya akan membuat anak mengejar reward saja.
“Jangan diiming-imingi hadiah kayak kalau mau makan boleh beli mainan, nanti dikasih permen dan sebagainya. Nanti anak itu hanya kejar reward saja, tanpa tahu dan paham kalau dia itu butuh makan,” tambahnya.
Selanjutnya, selain buat rentang waktu makan tiap dua hingga tiga jam sekali dengan jeda air putih saja dan minnum susu hanya saat mau tidur dan setelah jam makan saja. Dokter Kanya menegaskan, usahakan saat waktu makan anak diposisikan duduk di kursi dan tidak ada distraksi dari banyak hal atau sesuatu yang ada di sekelilingnya.
“Jangan sambil lari-lari, jalan-jalan, lihat kucing atau naik odong-odong lah. Harus duduk baik di kursi atau di lantai juga boleh. Tidak ada distraksi, itu hanya akan menghipnotis anak untuk membuka mulut, mengunyah makanan dan melakukan apa yang disuruh orang tuanya agar kesenangan dia contohnya nonton Youtube atau nonton televisi itu enggak terputus,” pungkas Dr. Kanya.