Kontroversinews.com – Senjata api yang disita dari dua anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Ngalum Kupel di kawasan Distrik Batom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua disebut berasal dari Papua Nugini.
Dua orang yang ditangkap itu adalah Yulian Uropmabin (36) dan Kapol Uropmabin (42). TNI mengaku akan menyerahkan keduanya ke Polda Papua untuk diproses hukum.
“Sudah dipastikan dari nomor seri senjata api buatan Amerika Serikat, bukan milik TNI-Polri, yang diambil berasal dari Bougenville, Papua Nugini (PNG). Dari pengakuan sementara kedua anggota KSB yang ditangkap terungkap senpi berasal dari Bougenville, PNG,” kata Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono, di Jayapura, Rabu (8/9).
Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/9), Yogo menjelaskan, penangkapan itu diawali saat empat prajurit Koramil 1715-05/Batom mendapatkan informasi dari masyarakat terkait keberadaan orang tak dikenal beberapa waktu terakhir.
Mereka melintas menggunakan perahu berjenis Johnson dari arah Papua Nugini ke wilayah Mongham. Daerah itu disinyalir sebagai wilayah basis keberadaan KKB. Perahu yang dikendarai, lanjutnya, mengalami kerusakan di kampung Muara.
Aparat pun langsung melakukan penangkapan dan membawa kedua anggota KKB tersebut ke Makoramil Batom untuk dilakukan pemeriksaan.
“Dengan menggunakan speedboat, sebanyak 4 orang anggota Koramil beserta beberapa orang masyarakat menuju ke Kampung Muara kemudian melakukan pengepungan di pertengahan sungai Oksip – Mongham dan berhasil menangkap dua orang anggota KST inisial YU (36) dan KU(42),” kata dia.
Aparat turut mengamankan beberapa barang bukti berupa dua pucuk senjata api laras panjang berjenis M16 yang salah satunya dilengkapi peluncur granat atau grenade launcher module (GLM).
Selain itu, dua pucuk senjata jenis shotgun dan satu pucuk senjata laras panjang merek Ultimax. Serta, kata dia, ditemukan juga beberapa amunisi kaliber 5,56 mm sebanyak 35 butir, amunisi GLM 2 butir, dua ponsel, enam senjata tajam, sebuah solar cell, lima flashdisk dan sebuah bendera OPM.
“Keempat Babinsa ini membuat prestasi yang luar biasa. Tanpa mengeluarkan tembakan dan tidak ada korban, mereka mendapat lima senjata api (senpi). Hal ini juga mendapat apresiasi yang luar biasa dari bapak Kasad (Kepala Staf TNI AD),” jelasnya.
Diketahui, sejumlah piha di PNG memberi dukungan terhadap kemerdekaan West Papua. Pada 2019, ribuan warga Papua Nugini menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk dukungan dan solidaritas terhadap kemerdekaan West Papua, 2019, di Ibu Kota Port Moresby.
Gubernur Port Moresby Powes Parkop, yang ikut dalam aksi itu, menuturkan pihaknya turut “merasakan penderitaan warga Papua Barat”.
Atas aksi itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pemerintah PNG tetap mendukung kedaulatan RI.
“Posisi pemerintah Papua Nugini tidak berubah, dalam artian mereka terus mendukung kedaulatan wilayah Republik Indonesia. Itu disampaikan Perdana Menteri dan Menlunya berkali-kali,” kata Retno, 2019.
Sumber: CNN Indonesia