SOREANG Kontroversinews.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung mencatat sudah satu bulan harga minyak goreng di Kabupaten Bandung mengalami kenaikan. Latar belakang dari kenaikan harga dari salah satu kebutuhan pokok itu adalah dikarenakan harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang mengalami kenaikan.
Kepala Disperindag Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah mengatakan berdasarkan pemantauan melalui data harga-harga komoditi, memang ada kenaikan harga pada minyak goreng. Katanya, ada kenaikan sebesar 6-11 persen dari harga sebelumnya.
“Kalau lihat situasi terkini memang harga minyak goreng di pasaran termasuk pasar rakyat, memang ada kenaikan 6-11 persen dari harga sebelumnya,” ujar Dicky saat dihubungi via telepon, Jumat (5/11).
“Termasuk minyak goreng yang sudah beredar di luar, yang kemasan,” sambungnya.
Kenaikan harga tersebut, ungkap Dicky, dipengaruhi dari CPO yang secara internasional terjadi kenaikan. Sehingga, area lingkupnya bukan hanya di Kabupaten Bandung tapi secara nasional. Pihaknya berupaya untuk mendorong Kementerian Perdagangan untuk membuat aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) bagi minyak goreng.
“Untuk minyak goreng ini memang saat ini belum dibuatkan HET secara nasional,” jelasnya.
Upaya lainnya, Disperindag Kabupaten Bandung juga ada rencana untuk Operasi Pasar Murah (OPM). Namun, kata Dicky, pelaksanaan OPM tersebut harus disiapkan dari aspek pewaktuannya. Kemudian, tutur Dicky, ada kebijakan pemerintah pusat yang akan menghentikan ekspor dulu. Jadi, sebelum memenuhi kebutuhan diluar, pasokan CPO di dalam harus bisa terpenuhi terlebih dahulu.
“Kalau lihat dari sisi aspek potensi, kan kalau dari aspek data, Indonesia negara ketiga dari aspek CPO yang paling besar,” ungkapnya.
Disinggung mengenai adanya praktek penimbunan yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng, Dicky mengaku belum bisa memastikannya. Namun yang jelas, tegas Dicky, stok minyak goreng masih aman.
“Kalau penimbunan kita pun belum bisa memantau di lapangan ada penimbunan atau tidak, tapi yang jelas stok itu ada aman,” kata Dicky.
Sementara itu, salah seorang pedagang batagor di Soreang, Hendra (54) mengatakan kenaikan harga minyak goreng sudah terjadi selama dua sampai tiga bulanan. Katanya, harga minyak curah biasanya diharga Rp12 ribu, namun sekarang harga pasarnya menjadi Rp22 ribu.
“Selama pandemi pulang kampung, enggak jualan. Baru jualan lagi semenjak sekolah buka lagi. Tapi, pas baru jualan malah minyak mahal. Ya dijalani saja karena enggak bisa usaha lain, sudah tua,” pungkas Hendra.