WASHINGTON (Kontroversinews.com) – Derek Chauvin, mantan polisi Amerika Serikat (AS) pembunuh George Floyd, diisolasi 23 jam per hari di sel penjaranya. Dia telah memulai kehidupan barunya yang menyedihkan di satu-satunya penjara dengan keamanan maksimum di Minnesota.
Chauvin dinyatakan bersalah atas pembunuhan pria kulit hitam tersebut dalam sidang pengadilan kemarin.
Panel hakim berunding selama sekitar 10 jam sebelum menghukum Chauvin atas ketiga dakwaan; pembunuhan tingkat dua yang tidak disengaja, pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua.
Chauvin terekam video berlutut di leher Floyd selama hampir 10 menit pada Mei tahun lalu.
Dia mempertahankan posisinya meskipun Floyd memohon agar dia bisa bernapas.
Dakwaan Chauvin diganjar dengan tuntutan hukuman maksimum masing-masing 40, 25 dan 10 tahun.
Tapi Chauvin, yang tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya, tidak akan ditahan selama itu. Di bawah pedoman hukuman Minnesota, hukuman untuk kedua dakwaan pembunuhan adalah 12,5 tahun, dan empat tahun untuk pembunuhan yang tidak disengaja.
Hakim diberi keleluasaan untuk menyimpang dari pedoman tersebut, dan dalam kasus ini jaksa penuntut telah mengindikasikan akan memperdebatkan “keadaan yang memberatkan”, yang dapat membenarkan hukuman yang lebih keras.
Keadaan seperti itu dapat mencakup Chauvin yang memperlakukan Floyd dengan kekejaman tertentu dan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai petugas polisi.
Dia diperkirakan akan dijatuhi hukuman pada pertengahan Juni.
Chauvin yang sementara bebas dengan uang jaminan, dibawa dengan tangan borgol setelah dinyatakan bersalah kemarin.
Dia kemudian dibawa ke Fasilitas Pemasyarakatan Minnesota, yang terletak di Oak Park Heights.
Chauvin kemudian ditempatkan di Unit Kontrol Administratif (ACU), unit paling aman yang tersedia di Minnesota, yang terpisah dari populasi umum penjara.
“Dia dalam status pemisahan administratif demi keselamatannya,” kata Sarah Fitzgerald, juru bicara Departemen Pemasyarakatan negara bagian setempat, seperti dikutip AFP, Kamis (22/4/2021).
“Pemisahan administratif digunakan ketika kehadiran seseorang dalam populasi umum adalah masalah keamanan.”
Chauvin diisolasi di sel penjaranya selama 23 jam setiap hari, dan diberi waktu satu jam untuk berolahraga.
Sel-sel kecil berisi kasur, pancuran, dan toilet serta wastafel gabungan. Semua diawasi oleh kamera, dengan penjaga berkeliling setiap setengah jam.
Selain digunakan untuk melindungi keselamatan narapidana, ACU juga digunakan sebagai hukuman bagi sebagian narapidana.
Pada konferensi media tadi malam, pengacara yang mewakili keluarga Floyd menyebut vonis bersalah terhadap Chauvin adalah keadilan yang menyakitkan.
“Putusan hari ini melampaui kota ini dan memiliki implikasi signifikan bagi negara, dan bahkan dunia,” kata pengacara Ben Crump.
“Keadilan bagi orang kulit hitam Amerika adalah keadilan bagi seluruh Amerika. Kasus ini adalah titik balik dalam sejarah Amerika untuk akuntabilitas penegakan hukum, dan mengirimkan pesan yang jelas yang kami harap dapat didengar dengan jelas di setiap kota dan negara bagian.”
Philonise Floyd—saudara laki-laki George Floyd—yang menangis mengatakan bahwa dia selalu memiliki keyakinan bahwa Chauvin akan dihukum.
“Saya merasa lega hari ini bahwa saya akhirnya memiliki kesempatan untuk tidur,” katanya.
“Hari ini Anda memiliki kamera di seluruh dunia untuk melihat dan menunjukkan apa yang terjadi pada saudara saya. Itu adalah film. Dunia melihat hidupnya padam. Dan saya tidak bisa berbuat apa-apa selain menonton, di ruang sidang itu berulang kali, saat saudara laki-laki saya dibunuh.”
“Kami harus selalu memahami bahwa kami harus berbaris. Kami harus melakukan ini seumur hidup. Kami harus protes. Karena sepertinya siklus ini tidak pernah ada habisnya,” ujarnya.
“Saya akan melakukan perlawanan setiap hari. Karena saya tidak hanya berjuang untuk George lagi, saya berjuang untuk semua orang di seluruh dunia ini,” katanya. “Kami di sini, dan kami tidak ke mana-mana.”***AS