RANCABALI (Kontroversinews.com) – Pengelola objek wisata Glamping Lakeside dan Glamping Legokkondang, Marcel, meminta pemerintah untuk duduk bersama dengan para pelaku pariwisata dalam rangka membicarakan nasib pariwisata kedepan.
Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Marcel mengungkapkan pendapatan wisata turun 100 persen. Sementara penginapan itu dibatasi 50 persen, dimana setiap pengunjung wajib melakukan swab tes dengan hasil yang negatif.
“Meskipun pendapatan nol tapi kita tetap harus keluarkan gaji karyawan. Sementara insentif dari Kemenparekraf kita enggak tahu bentuknya gimana, atau nyampainya seperti apa kita enggak tahu,” papar Marcel.
Ia menyebut untuk mengatasi soal itu harus ada win-win solution,” ujar Marcel saat dihubungi wartawan via telepon, Senin (2/8).
“Kita enggak sampai mengibarkan bendera putih, tapi kita mengibarkan bendera merah putih saja,” sambungnya.
Usai PPKM, Marcel meminta adanya kelonggaran pada objek wisata, namun harus tetap ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Kata Marcel, dalam rangka menegakkan protokol kesehatan itu jangan pandang bulu. Artinya, harus ada ketegasan dari tim satgas.
“Menurut saya seharusnya dilonggarin tapi dengan ketentuan, misalnya kalau mau aman ya vaksin. Orang berwisata itu kebutuhan, menginap di tempat berbeda dari yang biasanya, itu kebutuhan,” ungkap Marcel.
Semenjak pandemi Covid 19 melanda, pihaknya mengaku pernah mendapat bantuan berupa sembako untuk karyawan. Namun, lanjut Marcel, bantuan untuk perusahaan belum ada.
“Kalau pelonggaran pajak, itu semua dapat. Tapi enggak tahu sekarang, katanya pajak daerah harus tetap bayar, terus bayar pakai apa,” pungkas Marcel. (Lily Setiadarma)