CIWIDEY Kontroversinews.com – Puluhan driver Ojek, Petugas parkir dan Pedagang kaki lima di Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey Kab. Bandung diundang pemerintah desa setempat untuk bermusyawarah, Kamis (20/1).
Kepala Desa Ciwidey, Angga Permana Sidik mengatakan, salah satu tujuan dikumpulkannya para pengelola parkir dan pengojek tersebut yakni untuk klarifiiasi pihak desa bahwa selama ini tidak ada arahan atau instruksi dari kepala desa adanya pungutan.
Selain hal itu, kata Angga berkaitan dengan pemberitaan yang ada di luaran pihak-pihak bersepakat untuk bekerja sama dengan pemerintah desa.
Kerja sama itu yakni yang pertama berkaitan dengan keselamatan kerja. Kedua berkaitan dengan keamanan dan ketertiban, tentunya kita akan melakukan pembinaan yang bekerja sama dengan Polsek. Alhamdulilalh kemarin kita telah melakukan komunikasi, dan beliau menyetujui, ” kata kepala desa.
Angga menambahkan, selain hal di atas pihaknya juga membuka partisipasi aktif untuk pembangunan pemerintah desa.
“Itu sih poin-poinnya. Partisipasi untuk membangun desa, hal ini kaitan dengan kebersihan lingkungan, tata kelola areal parkir yang aman, mereka bisa memberi pelayanan kepada pelanggan yang nyaman,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil musyawarah, kata Angga mereka sepakat untuk membentuk kepengurusan di bawah pembinaan desa. Sedangkan kaitan dengan pembinaan penarik ojek, Kades mengaku akan meminta pembinaan dari Kapolsek Ciwidey supaya bisa menjadi ojek Kamtibmas.
“Dari Polres punya KTA tersendiri sudah jelas. Kalau mau ke komunitas kita bisa gabungkan ke Koperasi atau bisa ke Bumdes. Tentunya nanti mereka akan kita ikat menjadi aset desa, sehingga kita bisa membuat produk hukum berupa Perdes, ” terang Angga.
Kaitan dengan BPJS ketenagakerjaan, Angga mengaku desanya sudah bekerja sama dengan BPJS ketenagakerjaan, dan mendapat piagam sebagai Desa Sadar BPJS Ketenagakerjaan.
“Tentunya akses kita ke BPJS Ketenagakerjaan sudah terjalin sejak tahun-tahun ke belakang. Sehingga, kenapa tidak kita fasilitasi masyarakat secara keseluruhan untuk bisa sadar juga tentang keselamatan kerja, ” terangnya.
Angga berharap program ini berjalan, dan tetap berpegang pada regulasi yang ada.
Seorang pengojek malam, Onang (50) mengaku, dengan ada kepengurusan maka para pelaku parkir, dan tukang ojek jadi tidak liar. “Dengan ada kepengurusan kita jadi teratur. Punya KTA, seragam jaket. Aturan-aturannya sedang direncanakan, ” katanya.
Menurut Onang, pengojek di Desa Ciwidey yang ia ketahui sebelumnya sekitar 600 orang. Tapi sekarang tidak tahu persis jumlahnya.
“Di Desa Ciwidey ada tiga titik pangkalan ojek. Cibeureum, pasar Cibeureum, Ciwidey. Ada yang antar RW. Dulu jumlahnya sekitar 600 orang, tapi sekarang belum tahu berapa jumlahnya. Baru akan didata ulang, ” imbuhnya.