KAB. BANDUNG (Kontroversinews.com) – Dani Rahmat dan Masitoh Ainun serta dua anak balitanya akhirnya tiba di rumah orangtuanya di Kampung Bojong Sayang Rt 03 Rw 01 Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang Kab.Bandung. Sepekan jelang idul fitri, nama keduanya viral di medsos karena nekad pulang kampung dengan berjalan kaki dari Gombong, Jawa Tengah ke Soreang.
Pasangan Dani Rahmat (39) dan Masitoh Ainun (36) awalnya merasa kaget banyak orang yang mengenali mereka sebagai pasangan viral yang pulang kampung dengan berjalan kaki.
“Begitu masuk wilayah Bandung banyak yang cerita katanya saya dan suami viral di media sosial,” ujar Masitoh saat ditemui di tempat karantina posko PPKM Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Minggu (9/5/2021).
Masitoh kemudian menyadari, ketika dalam perjalanan, mereka sempat bertemu dengan beberapa orang yang mewawancarai mereka di daerah Banjar dan Ciamis. Katanya, saat wawancara tersebut mereka tidak tahu bahwa akan diberitakan di berbagai media termasuk youtube.
“Waktu itu kan kami sedang cape sekali, bingung banyak yang nanya jadi kami jawab asal aja, bukan yang sebenarnya,” katanya.
Masitoh menjelaskan terkait kondisi keluarganya, ia mengakui memang sedang mengalami permasalahan ekonomi terlebih disaat pandemi covid-19 sehingga sejak setahun lalu ia dan suami memutuskan hidup secara nomaden (berpindah-pindah) di jalanan dengan harapan akan mendapat rezeki untuk sekedar makan saja.
Sebelumnya, suami Masitoh bekerja sebagai penjahit pakaian di konveksi, namun pada saat pandemi covid-19 melanda, majikannya gulung tikar hingga mesin jahit yang biasa dipakai suaminya bekerja pun diambil dan tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dilakukan.
“Dengan kondisi itu, saya memutuskan untuk turun ke jalan, membawa serta anak-anak saya. Alhamdulillah selama setahun ini, ada aja rezeki, kalau untuk makan mah nggak susah.
Tapi kami tidak pernah mengemis, kalau toh ada yang mau memberi bantuan ya kami terima, nggak mungkin kami tolak, itu rezeki anak-anak,” jelasnya.
Jadi, menurut Masitoh, perjalanan mereka dari Gombong ke Kabupaten Bandung itu tujuannya memang bukan untuk mudik, karena kondisi seperti itu (berpindah tempat dengan berjalan kaki) sudah setahun dijalaninya. Bahkan, sebulan sebelum bulan ramadhan mereka sempat pulang ke rumah orangtuanya di Pananjung, mereka baru berangkat lagi pada awal Mei 2021.
“Sebulan sebelum puasa itu kita pulang kesini kerumah orangtua, kebetulan waktu itu saya dan suami mengalami kecelakaan jadi memutuskan untuk istirahat disini, baru pada awal Mei lalu, kami turun lagi ke jalan melewati beberapa daerah di Jawa Barat hingga sampai ke Gombong, lalu kami memutuskan untuk pulang sambil menunggu kiriman uang dari keluarga saya di Medan,” paparnya.
Selama satu tahun terakhir, Masitoh mengatakan mereka sudah mengelilingi berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur. Setiap harinya, mereka memulai perjalanan sehabis adzan subuh hingga pukul sepuluhan pagi, kemudian mereka beristirahat di SPBU, di Mesjid bahkan di emperan hingga sore, kemudian mereka melakukan perjalanan lagi dari sore hingga malam atau dini hari.
“Kita tidak pernah kesulitan, anak-anak juga anteng selama perjalanan. Yang paling takut itu kalau harus melewati hutan di malam hari, tapi kita nggak pernah sampai ketemu orang jahat,” katanya.
Pasca viral di media sosial, mereka akhirnya sampai di rumah orangtuanya pada Sabtu (8/4/2021) subuh dan pagi harinya sudah meninggalkan lagi rumah tersebut untuk mencari kontrakan di daerah Soreang, namun pada pagi hari ia menerima telepon dari pihak kepolisian, dimana mereka diminta untuk datang ke Mako Polresta Bandung.
Sesampainya di Mako Polresta Bandung, Soreang, keluarga tersebut diperiksa kesehatannya termasuk rapid test dan hasilnya negatif, namun sesuai dengan aturan, mereka harus menjalani karantina untuk lima hari kedepan sebelum bisa beraktifitas normal kembali.
“Ini mungkin hikmahnya, kami bisa beristirahat total disini (karantina) walaupun sebenarnya suami dan saya sendiri sempat merasa stress dan malu karena berita kami ada dimana-mana, wajah kami terutama anak-anak kami jadi viral. Jujur saya malu, saya shock, terutama keluarga saya di Medan, orangtua dan kakak saya sampai jatuh sakit,” ujarnya.
Setelah kejadian tersebut, wanita yang ternyata merupakan seorang lulusan salah satu sekolah tinggi ilmu kesehatan di Medan itu berencana untuk kembali ke kampung halamannya di Medan untuk mengurus orangtua dan menetap disana.
“Semua ini sudah jalannya dari Tuhan, ini semua diluar rencana saya dan suami. Kami memutuskan hidup di jalan karena keterpaksaan, pilihan hidup yang sulit di tengah kesusahan ekonomi kami. Kami juga sebenarnya punya dua anak lagi yang sudah besar yang saat ini tengah menempuh ilmu di pesantren dan kami tidak mau kedua anak kami mengetahui keadaan kami ini, kami mau mereka tahunya kami baik-baik saja,” ungkapnya.
Lily Setiadarma