Site icon kontroversinews.com

Masyrakat Kecewa, Pelaku Penebangan Liar di Maluku Divonis Ringan

Penebangan liar ilustrasi

MALUKU (Kontroversinews.com) – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Pengadilan Negeri (PN) Dataran Huamoa, Seram Bagian Timur Julvia Selano menuntut terdakwa Imanuel Quedarusman alias Yongki  dengan putusan majelis hakim vonis hukuman 2 tahun penjara terhadap pelaku penebangan liar.

Terdakwa kasus penebangan liar yang baru saja divonis yakni Direktur CV SBM Imanuel Quedarusman.

Ketua Majelis Hakim, Awal Darmawan Akhmad dalam pembacaan amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa Yongki bersalah melanggar Pasal 12 huruf k undang-undang nonor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan pengrusakan hutan dan undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang hukum pidana perundang-undangan yang disangkakan.

Yosua, selaku warga adat menganggap putusan majelis hakim PN Bula itu tak sesuai dengan ketentuan Pasal 12 huruf k, juncto Pasal 87 ayat 1 huruf 1 dan atau Pasal 19 huruf a, Jonto Pasal 94 ayat 1 huruf a, undang-undang nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda maksimum Rp100 miliar.

Warga adat tak terima dengan vonis 2 tahun penjara karena menilai penebangan liar yang dilakukan terdakwa sudah sangat meluas.

Kasus ini juga sempat diwarnai protes oleh warga. Demonstrasi dilakukan. Hingga kemudian Polsek Werinama, Seram Bagian Timur menangkap 26 warga adat Sabuai, Pematang, Siwalalat, Seram Bagian Timur, Maluku.

Mereka ditangkap saat menggelar protes aktivitas pembalakan kaya liar oleh sebuah perusahaan di Gunung Ahwale.  Warga adat Sabuai, Pematang, Siwalalat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku melayangkan protes terhadap putusan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bula karena hanya memberikan vonis hukuman 2 tahun penjara terhadap pelaku penebangan liar.

Yosua, selaku warga adat, mengatakan bakal membawa nama Hakim Darmawan Akhmad dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Julivia Selano kepada Kejagung RI dan Komisi Kejaksaan RI untuk dievaluasi.

Yosua menyebut terdakwa telah puluhan tahun melakukan penebangan liar di hutan adat di Gunung Ahwale.

“Kami meminta Kajagung RI dan Komisi Kejaksaan RI agar memerintahkan Jaksa Julivia Selano segera banding terhadap putusan Majelis Hakim Pengadilan Dataran Hunimoa Awal Darmawan Akhmad,” kata Yosua, Kamis (5/8).

Melansir dari Cnn Indonesia, sebelumnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Dataran Huamoa, Seram Bagian Timur, Maluku menjatuhkan hukuman terhadap terdakwa pembalakan kayu liar Imanuel Quedarusman dengan ancaman selama 2 tahun penjara dan denda sebanyak Rp 500 juta, pada Rabu (4/8).

Exit mobile version