SOREANG (Kontroversinews.com) – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Bandung, pelaksanaannya oleh sekolah dianggap lancar dan tak ada kendala yang berarti.
Kepala Korwil Disdik Soreang H. Yayat, S.Pd., M.M.Pd, pelaksanaan PTM di Korwil Soreang yang memiliki 40 SD Negeri dan swasta tersebut berjalan sesuai dengan juknis.
“Ya, kami melaksanakannya sesuai juknis atau pun surat edaran, baik itu melalui Sekda atau pun edaran melalui Kepala Dinas. Petunjuk-petunjuk beliau yang saya lakukan di lapangan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Menerapkan prokes dan menyediakan sarananya. Sehingga terlaksana kegiatan PTM 1 dan 2 sesuai yang diharapkan,” ujar H. Yayat saat memantau PTM di SDN Cukanghaur, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreng, Rabu (29/9/2021).
Di Kecamatan Soreng, kata Yayat PTM tahap 1 sebanyak 10 SD, begitu pun tahap 2 sebanyak 10 SD, dengan 20 persen peserta dari jumlah sekolah yang ada.
Diakui Yayat, tidak ditemui kendala yang berarti itu karena sebelumnya telah dipersiapkan. “Kalaupun ada kerumunan di jalan itu karena kedatangan siswa yang berbarengan. Itu hanya sebentar dan segera bisa dihindari,” katanya.
Yayat menambahkan, hal yang sangat ditakuti pun tidak ada laporan terjadi, yakni klaster dari PTM. “Alhamdulillah sejauh ini tidak ada laporan PTM di sekolah jadi klaster. Mudah-mudahan jangan sampai ada,” terangnya.
Sementara Kepala SDN Cukanghaur Hj. Imas Rosita, S.Pd mengaku, PTM di SD yang dikepalainya berjalan lancar, karena begitu pertama menerima undangan untuk sosialisasi di Disdik, dirinya segera berkordinasi dengan guru. ” Saya mengadakan persiapan dengan guru, menyediakan waktu sosialisasi dengan orang tua, kemudian sarananya dipersiapkan, dokumennya semua lengkap, ” Imbuhnya.
SD Cukanghaur memiliki siswa siswa 215, dengan tenaga pengajar 7 orang dan rumbel 7 .
Menurut Hj. Imas, untuk pelaksanaan PTM dilakukan dua sip, kelas 1 -3 sip pagi, masuk 7.30-8.30. “Hanya 1 jam pembelajaran sesuai dengan anjuran kepala Gugus penanganan Covid-19, ” jelasnya.
Di tempat terpisah, Kepsek SDN Cibogor 2 Hj. Euis Komariah S.Pd., M.MPd. mengatakan, sesuai dengan arahan Bupati Bandung yang telah disosialisasikan kepada orang tua murid dari mulai kelas 1 Sampai Kelas 6, dalam pelaksanaan PTM anak dibagi dua gelombang, kelas 1-3 sip 1 pagi dari jam 8 -10 sebanyak 10 orang, sip 2 sebanyak 10 orang dari jam 10.30-12.00 untuk kelas 4,5,6.
“Prosesnya PTM-nya juga 3 M, siswa sudah hapal banget. Sedangkan untuk pembelajaran di awal-awal PTM ini tentang pancasila dan kebinekaan global. Dari kelas 1-6 itu pembelajarannya seperti itu. Mengenalkan kembali tentang dasar negara, lambang negara, dan kebinekaan global. Dari mulai adat, suku bangsa pakaian, kebudayaan, sesui dengan arahan. Setiap masuk, kan anaknya hanya 10, jadi untuk mengajarkan itu tidak cukup 1 bulan, ” terang Euis.
Ia menambahkan, di awal-awal masuk PTM pembelajaran mengembalikan ruh anak ke sekolah, setelah lama tidak belajar di sekolah, tidak dulu dibebani pelajaran yang sulit.
“Jadi anak itu dibikin happy dulu, jangan dibebani pembelajaran yang sulit-sulit. Di rumah anak sudah stres orang tuanya juga stres, coba di sekolah anak dibiasakan, untuk senang dulu. Karena mereka dua tahun daring. Kan anak yang dulu belajar di sekolah kelas 2 daring 2 tahun, tiba-tiba masuk sekolah kela 4, yang kelas 3 kelas 5, tiba-tiba anak belajr di sekolah, ” katanya.
Euis mengaku, orang tua antusias menyambut PTM, dibuktikan dengan ada surat keterangan. “Di sana tertuang bahwa orang tua ingin anak belajar di kelas. Tapi tetap menjaga prokes,. Di sekolah sudah disediakan pasilitasnya. Tempat cuci tangan, hansinetazer, dan masker, ” imbuh Euis.
SDN Cibogo 2 berstatus sebagai SD Adiwiyata, berlokasi di Jalan Lembur Tegal Desa Pamekaran Kecamatan Soreang. Memiliki 12 rumbel. Hanya menerima 28 siswa/kelas. “Bisa 56 murid sebetulnya, tapi kendal tidak ada guru. Total jumlah siswa 370/ Agustus. Pertama saya tugas ke sini 472 siswa, ” imbuhnya.
Euis berpesan berterima kasih kepada orang tua murid, yang telah memberi bimbingan putra putrinya selama pandemi, karena orang tua ditugaskan untuk membimbing putra putrinya selama pandemi. “Mudaah-mudahan apa yang telah diberikan kepada putra-putra mereka Allah membalas kebaikan mereka. Tanpa orang tua guru tidak ada apa-apanya, ” pungkas Hj. Euis ( Lily Setiadarma )